Jalan2 ke Langkawi


Saya menutup seluruh perjalanan kisah di tahun 2008 dengan mengadakan perjalanan ke pulau ini. Awalnya saya hanya tergiur oleh promo salah satu travel karena harganya yang murah dan sesuai dengan kantung saya yang kembang kempis, tapi setelah datang harinya, saya merasa bersyukur karena mendapat kesempatan untuk refleksi dan introspeksi hidup di pulau yang terpencil dan terkenal lengang itu. Perjalanan dimulai dari Manado, saya menggunakan maskapai yang terkenal paling murah di Asia menuju ke Kuala Lumpur, dari sini baru saya berpindah untuk meneruskan perjalanan. Untuk menuju pulau Langkawi yang masuk wilayah Negara bagian Kedah, dari KL bisa ditempuh melalui jalan darat selama 5 jam dilanjutkan naik feri 1,5 jam atau hanya 1 jam via pesawat, meski ber’backpaker’ria tapi saya lebih memilih cara yang ke 2, terutama karena membayangkan perasaan capeknya.
Kedatangan saya di Langkawi disambut oleh cuaca yang cerah, langit biru, udara yang sejuk dan kemana pun mata saya memandang, hamparan hijaunya pepohonan terpampang, saya dijemput oleh Ann, pemandu wisata yang saya kontak beberapa hari sebelumnya, saya sempat ternganga karena Ann ini mirip dengan pesohor di Indonesia, itu lho Rianti Cartwright si VJ yang tambah beken setelah main di Ayat2 Cinta, pokoknya cuakeep deh…! Dan lucunya si cantik Ann sempat2nya juga melontarkan pujian,” mei, u r good looking”, edan deh biar dimana2 juga gombal jalan terus, Ann mengatakan bahwa aslinya saya ternyata jauh ama foto yang dia terima di email, saya mbatin tok…sabar2 itu semua cuma basa-basi. Tapi memang Ann menjadi teman perjalanan yang seru, bahasa yang kami pakai untuk melakukan komunikasi campur aduk, gado-gado banget, mulai dari English, Melayu, bahkan sampai bahasa tarzan. Selama saya di sini saya menginap di hotel di daerah Matsirat, pilihan saya jatuh ke tempat ini bukan karena viewnya tapi lebih karena sisi ekonomisnya, ya…biasa meina sukanya yang murah2. Jalanan di Langkawi terasa sunyi, mendadak saya jadi teringat pada seseorang nun jauh disana rasanya kalo datangnya b’2’an pasti lebih seru deh! Maka bagi anda yang merencanakan untuk ber’honeymoon rasanya tidak salah bila saya merekomendasikan pulau nan indah ini.
Langkawi bak negeri dongeng karena selain keindahannya tempat ini penuh dengan legenda yang diceritakan dan di percaya secara turun temurun. Gak beda jauh ya ama Negara kita tiap tempat wisata pasti ada ceritanya..kaya tangkuban Perahu, candi Roro Jonggrang, Danau Toba, dll. Salah satunya adalah tentang Mahsuri, seseorang yang difitnah dan dihukum mati, karena tidak bersalah sebelum meninggal dia melemparkan kutuk bahwa pulau ini sengsara sampai 7 turunan, maka pulau ini menjadi daerah yang tertinggal sampai pada masa pemerintahan PM Mahathir Mohammad pulau ini dibangun kembali untuk mendukung citra pariwisata Malaysia dan untuk mengundang turis2 asing datang. Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa pulau ini ternyata belum lama ‘pulih’ dan legenda Mahsuri ini terus hidup sampai dunia sekarang, jika mereka hendak mengadakan acara banyak yang diawali dengan ritual mengunjungi makam Mahsuri dan dimakam yang terkenal itu juga tergantung foto keturunan Mahsuri.
Lain lagi dengan kisah yang saya dengar ketika mengunjungi Dataran Lang atau sering juga disebut dengan Eagle Square yang berada dikawasan Kuah Jetty yang adalah landmark pulau ini, di tempat ini berdiri dengan gagah patung burung elang raksasa setinggi 52 kaki yang sedang mengepakkan sayapnya. Menurut Ann ini juga ada hubungannya dengan nama pulau ini, dia mengisahkan bahwa dulu penduduk asli pulau ini banyak kali melihat burung elang yang dadanya berwarna coklat kemerahan, maka itu pulau ini di sebut Langkawi, lang berasal dari elang, dan kawi adalah jenis bebatuan yang berwarna coklat kemerahan sewarna dengan dada si elang. Dari tempat ini mata kita akan dimanjakan dengan eloknya pemandangan, anda dapat melihat laut lepas, birunya danau, atau hijaunya pepohonan di barisan perbukitan. Dari sini Ann mengajak saya untuk menikmati perjalanan via kereta, saya sempat terkejut dengan ajakannya karena ternyata di pulau kecil ini ada sarana umum seperti itu tapi ternyata saya salah karena yang Ann maksud adalah kereta gantung, sambil menuju ke Gunung Mat Cincang kami bisa memandang Langkawi dari ketinggian tapi oh MG..kalau mungkin ajakannya saya dengar saat berusia 18 tanpa mikir lagi saya langsung yes tapi tidak sekarang lihat kereta gantungnya saja saya ngerasa extrim, lutut saya langsung ndredek…gemetar takut… Ann hanya bisa menertawakan saya, lha salah2 daripada jantung saya ambrol pas di atas sana..hayo siapa yang mo tanggung jawab.
Sebelum balik ke hotel saya meminta Ann untuk mengantar saya ke toko dutyfree, yah untuk mendukung pariwisata ditempat ini, maka bebas pajak diberlakukan, kami menuju ke sebuah supermarket, astaganaga…bukan isapan jempol, emang benar semua barang impor yang ada di tempat ini murah tenan, tapi saya histeria setelah melihat rak coklat impor, kalo di Jakarta mahalnya…saya mengambil beraneka coklat dengan berbagai rasa dan campuran, terutama coklat yang berasal dari Eropa, meski saya membeli untuk oleh2 tapi saya juga punya flavor favorit yaitu milkcoklat yang bila digigit bagian tengahnya ada liquornya…ehm enake rek! Wah seperti orang rakus saya asyik mengambili coklat, boleh dibilang hari itu saya ngeborong yang namanya coklat. Setelah dari situ saya masih melanjutkan keliling toko, excited lagi setelah saya berada di bagian toiletrees betapa tidak karena saya menemukan berbagai produk kecantikan mulai dari parfum sampai produk homespa dengan harga murah waduh…langsung kalap saya, main ambil saja, tapi syukur saya teringat dengan kejadian bulan September dimana saya pernah ketinggalan pesawat karena ngurus over bagasi jadi saya kembali bisa menahan diri, karena banyaknya belanjaan sedangkan saya hanya datang dengan tas ransel maka saya memutuskan untuk membeli koper, ya ampun harga kopernya juga murah banget…tapi masa saya juga harus ngeborong koper ha..ha.
Karena belum puas belanja dari kawasan Kuah, Ann mengajak saya ke jalan Bayas, pokoknya selama naik taksi saya cuek aja di ajak muter ke mana pun, rupanya tempat ini merupakan sentra penjualan ramuan tradisional ala Malaysia, yo i…sama seperti tetangganya Malaysia juga terkenal dengan ramuan traditionalnya seperti tongkat Ali & rumput kaci Fatimah, tapi ternyata tempat ini memiliki produk ngetop tersendiri yang terbuat dari tumbuhan laut yaitu minyak gamat menurut penjualnya minyak ini sangat mujarab untuk menyembuhkan berbagai luka dari luka gores sampai luka bakar, spontan saya mengangkat kaos saya dan menunjukan bekas luka yang ada dan si mba meyakinkan bahwa bekas yang ada bisa hilang sampai kulit saya terrecovery seperti sedia kala, dan banyak lagi minyak2 yang lainnya diantaranya minyak tusuk jarum atau minyak kayu putih ala Malaysia, minyak belacan atau Viagra ala Malaysia, selain itu saya juga membeli beberapa produk untuk kesehatan, akhirnya balik juga ke hotel dan saya ingin cepat terlelap karena Ann mengingatkan masih ada sejumlah tempat yang akan saya kunjungi esok hari seperti Kilime Nature Park, Padang Beras Terbakar, Air Terjun Telaga Tujuh, Pulau Dayang Bunting, pasar malam Pantai Cenang, wow bukan main potensi pariwisata yang ada di pulau kecil ini. Sungguh saya capek tapi puas…dan tidak sampai hitungan ke sepuluh di peraduan mata saya pun langsung terpejam.