Selamat Jalan WS Rendra


Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia*

Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah

O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan

O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara

O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Berhentilah mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu tidak ada, Ratu adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara

Bau anyir darah yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat rakyat
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya

Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan!

Cadar kabut duka cita menutup wajah ibu pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.

*Sajak ini dibuat di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan
Dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei 1998
baca lebih lengkap...

Tak gendong...kemana-mana...Tribute to Mbah Surip


Tak gendong kemana-mana….enak dong..asyik dong..lirik lagu berlanggam jawa yang diremix ala reggae itu dilantunkan oleh Mbah Surip dengan suaranya yang khas plus ha…ha..ha sangat popular pada hari-hari ini. Seperti layaknya virus, cepat sekali menyebar ke semua kalangan termasuk bayi yang baru belajar bicara pun langsung akrab dengan lagu tersebut tak sekedar meninabobokannya tapi juga belajar mendendangkan lagu jenaka tersebut.
Dan karena lagu jenaka tersebut maka Mbah Surip dengan dengan dandanan ala Bob Marleynya berubah menjadi superstar, sangat fenomenal. Karena di usianya yang menginjak usia 61 tahun, si Mbah yang terbiasa hidup menggelandang ini mendadak kebanjiran order manggung dan dikabarkan telah menjadi milioner
Lagu Tak Gendong yang dicipta pria bernama lengkap Urip Aryanto sekitar tahun 1983, saat dia sedang bekerja di salah satu perusahaan minyak di Amrik tapi versi lain menyebutkan bahwa lagu ini mulai di senandungkan beliau ketika diawal 90’an bekerja sebagai pengasuh anak dari penyanyi dangdut “Jhony Iskandar” lagu ini disenandungkannya sambil bermain gendong-gendongan dengan anak asuhnya tersebut dan siapa menyangka sekarang lagutersebut digemari sebagai ring tone atau nada sambung pribadi telepon seluler.
Banyak diberitakan bahwa lagu Tak Gendong itu meraup hingga Rp.9 miliar. Hasil itu dibagi dua, separo untuk si Mbah yang berpenamplan unik itu sebagai royalti Rp 4,5 miliar. Sisanya untuk untuk operator seluler dan content provider. Namun takdir berkata lain, justru setelah meraih puncak ketenaran beliau malah menghembuskan nafas terakhir.
Kematian Mbah Surip saat baru akan menikmati ketenaran dan kejayaan hasil kerja kerasnya, dapat dikatakan sangat tragis, konon kabarnya beberapa hari sebelum meninggal Mbah Surip sudah sakit karena kelelahan setelah berturut-turut konser, dengan jadwal yang padat, nyaris tanpa istirahat membuat kondisi fisiknya ambruk, karena masih terikat kontrak Mbah Surip memaksakan untuk tampil di Yogyakarta, sepulangnya dari sana si Mbah beristirahat di rumah pelawak Mamiek Prakoso dengan alasan menghindari pers yang selalu memburunya untuk penderitaan, namun justru ditempat sahabatnya ini Mbah Surip dijemput oleh malaikat maut.
Mudahnya lagu Tak Gendong popular dan kematian Mbah Surip di puncak popularitas seakan memberi peringatan bagi banyak orang. Lirik dan pesan sederhana lagu Tak Gendong begitu menghibur disaat rakyat terlalu pusing dengan hidup yang sarat beban, jenuh dengan panggung politik yang hanya menyerukan kepentingan golongan semata, berat dengan berbagai tekanan yang terjadi karena krisis yang tengah melanda.
Kematian Mbah Surip mengingatkan kalau kesetiaan pada profesi pada akhirnya bisa membuahkan hasil yang luar biasa, tapi juga mengingatkan bahwa materi yang berlimpah tidak aka nada hasilnya ketika kehidupan kita berakhir, meski kabar terakhir menyebutkan bahwa sampai akhir hidupnya ternyata Mbah Surip belum sepeser pun menikmati hasil kerja kerasnya.
Mengapa begitu banyak yang merasa kehilangan Mbah Surip sampai SBY pun kehilangan? Itu tak lebih karena kesederhanaan baik dalam kehidupan pribadi dan pergaulan, lirik dan nada lagunya bahkan mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia meski dia bukan seseorang yang berpangkat.
Hidup Mbah Surip tidak sia-sia, dia sudah member yang terbaik yang dia bisa berikan, dia sudah sangat menghibur sekaligus mengingatkan bahwa tampil apa adanya pun bisa melebihi pangkat dan jabatan. Pesan moral itu sangat penting karena hari-hari ini kita semua mungkin sudah melupakan sisi kesederhanaan, mungkin kita lebih tergiur dengan gaya hidup glamour yang sebenarnya hanya menyiratkan kesenangan dunia semata, mari kita belajar dari Mbah Surip untuk tidak ragu tampil menjadi diri kita sendiri yang penuh dengan kesederhanaan…enak toh…daripada naik pesawat kedinginan….ha..ha..ha..
baca lebih lengkap...

Murid...adalah patner kerja guru....


Beberapa hari lalu tetangga saya Ria masuk Rumah Sakit untuk opname karena kena serangan jantung, waktu saya mendengar hal ini langsung dari ibundanya saya sempat meminta beliau untuk beberapa kali mengulang pernyataannya tersebut karena secara ‘gak mungkin banget seorang remaja yang usianya belum genap 17 tahun, langsing, sehat selalu tertawa, bisa shock kena ‘heart attack’ malah sembari minta maaf kepada beliau saya mengatakan bahwa ayahnya yang bertubuh besar terdengar lebih ‘pantas’ kena serangan jantung. Ternyata di sekolahnya dia mendapat tekanan dari seorang guru ilmu pasti yang selalu berkata-kata tentang hal yang kurang pantas didengar oleh seorang murid, jadi si Ria ini ternyata untuk bidang studi yang satu ini sudah mati-matian belajar dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh si guru tapi yang ada dia selalu di hukum(guru kurang puas dengan hasil yang dicapai, red) dan hal itu diperparah dengan makian dari sang guru yang pasti merusak perkembangan karakter anak didiknya tersebut.
Di televisi pun saya melihat dengan pasti tayangan kekerasan yang dilakukan sejumlah guru kepada muridnya, mulai dari meninju, menempeleng, menendang, menjambak bahkan ada yang menginjak muridnya dan yang paling tragis pernah ada pemberitaan tentang guru yang membunuh muridnya, pun itu dilakukan di lingkungan sekolah dan disaksikan oleh murid-murid yang lain. Saya berusaha menyelami cara berpikir dari para guru tersebut tentang apa yang membuat mereka sampai seringan tangan itu, berbagai jawaban keluar dari pikiran saya. Apakah karena tekanan hidup dari si guru lalu murid menjadi pelampiasan? Apakah karena tuntutan dari mulai diberlakukannya standar kelulusan dari Diknas sehingga seorang guru merasa berhak untuk untuk melakukan segala cara agar si murid ini berhasil dalam proses studinya? Entahlah karena saya pun belum pernah bicara dari hati ke hati dengan guru model beginian, tapi yang pasti untuk kasus guru yang membunuh muridnya tadi beliau dinyatakan mempunyai gangguan mental oleh para penyidik.
Sekolah merupakan lembaga sosial yang mendidik masyarakat agar hidup dalam peradaban ilmiah, saling menghargai, dan mencapai kesejahteraan, jadi bukannya hutan yang menjadi tempat berdiamnya para satwa yang dengan seenaknya menerapkan aturan masing-masing. Tapi memang begitu kenyataannya sekarang, banyak sekolah yang sekarang membuat resah para murid. Bukan oleh susahnya pelajaran atau banyaknya tugas yang menumpuk setiap hari melainkan oleh guru yang menuntut bekerja tertib, berkompetisi, dan prestasi akademis. Daripada menghargai keunikan masing-masing, para guru membuat standar, lalu menempatkan para murid ini dalam struktur dan ‘rangking’, akibatnya para murid bersaing mengejar ranking dan berebut masuk standar untuk mendapat pengakuan, beasiswa, dan penghargaan. Mereka yang memiliki kreatifitas acap kali dianggap bodoh meski di masyarakat terbukti sukses dan hasil karyanya amat di hargai. Guru yang mengabaikan faktor dari bakat atau kreatifitas muridnya sama seperti bandit dan jelas buat saya seorang bandit bukanlah pendidik. Seorang bandit meneror dan merongrong anak didiknya yang tak masuk ranking, yang nilainya selalu jeblok, yang masuk daftar tes remidial sehingga sekarang muncullah berita-berita tentang penyiksaan yang dilakukan seorang guru terhadap muridnya. Anak-anak pintar pun tak luput dari penyiksaan ini, mereka dituntut menunjukkan kehebatan dan selesai lebih awal dari jadwal. Bakat dari tiap anak tidak diterima sebagai kelebihan seorang murid.
Pada masa krisis global seperti ini bukan hanya orang tua yang merasakan dampaknya tapi juga para murid sudah dapat merasakan beban hidup yang sedang terjadi bahkan menunggu mereka di masa depan, dan para pendidik mempunyai beban atau pekerjaan rumah yang tidak mudah karena harus banyak bergulat dengan pribadi-pribadi murid yang merasa tidak bahagia, sulit mengendalikan diri, sulit menerima kesulitan hidup, kegagalan, aneka keterbatasan, baik karena peristiwa ekonomi atau pun kurangnya dukungan keluarga, atau karena sistem pendidikan yang diberlakukan.
Sewaktu masih duduk di bangku sekolah saya tidak termasuk murid yang pandai, nilai-nilai saya biasa-biasa saja, cenderung jelek malah..! Saya bukan seorang murid yang bisa duduk dengan tenang ketika menerima pelajaran, saya sangat susah untuk fokus. Waktu itu saya mengambil jurusan IPA yang bertolak belakang dengan isi otak saya.Tapi yang pasti saya sangat menyukai kegiatan ekstrakulikuler, mulai dari pramuka, OSIS, sampai eskul favorit saya ‘teater’. Waktu & energi saya banyak tersita karena saya tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani kesukaan saya tersebut, boleh dibilang saya malah bertekun didalamnya. Orangtua saya sebenarnya sangat menentang aktifitas yang saya pilih, menurut mereka itu membuang waktu saja. Tapi inilah yang dikatakan dengan minat, bahwa ketika kita merasa menyukai sesuatu, kita pasti berusaha untuk mengeluarkan totalitas dibidang yang kita suka tersebut. Pada masa saya sekolah sebenarnya organisasi yang saya ikuti kerap membuat saya kecewa tapi seiring berjalan waktu saya memahami bahwa semua itu merupakan proses pembentukan pribadi saya hingga sampai pada titik ini.
Contohnya, teater, kami latihan tiap Rabu sore(kalau saya tidak salah ingat, sudah terlalu lama, red). Kami belajar banyak tentang vokal, pernafasan hingga membawakan berbagai peran. Teater sekolah kami ini juga kerap membuat acara seperti melakukan pelantikan di sebuah pantai di daerah Adipala, bahkan kerap pentas dibanyak acara terutama di lingkungan sekolah. Mungkin saya dibilang sombong bila saya berkata bahwa saya berbakat tapi pada kenyataannya kesempatan tidak pernah datang apalagi berpihak kepada saya. Dua tahun lebih selama duduk di bangku SMU saya aktif di teater saya tidak pernah dilibatkan dalam pentas apapun, jangankan peran utama, peran pembantu pun tidak. Pelatih teater kami hanya menunjuk seorang murid yang mungkin karena kedekatan hubungan dengan orangtuanya hingga beliau selalu menunjuknya, seolah-olah pelatih teater kami ini sedang mengorbitkannya, dalam banyak kesempatan selalu disuruhnya teman saya ini tampil, padahal dalam seribu kali pentas pun lagu yang dia nyanyikan hanya itu-itu yang berjudul ‘Benci Tapi Rindu’, saya ragu kalau dia bisa menyanyi dengan baik untuk judul lagu yang lain. Pun aktingnya menurut saya biasa-biasa saja, entah dari kacamata apa pelatih kami melihat kemampuannya, banyak koq teman saya yang lebih…Jujur saya merasa tersisih, tapi saya tidak sendiri, bahkan bayangan saya pun tidak pernah terdokumentasi, kasihan…….
Yap…betul kalau dulu seorang Meina muda barangkali mengasihani diri sendiri, tragis. Bahkan saya tidak yakin kalau beliau ingat saya yang adalah salah satu murid yang aktif di eskul tersebut. Hari ini, setiap saya mengingat hal tersebut saya bersyukur karena kesempatan yang kerap meninggalkan saya ternyata membuat saya terlatih untuk memelihara motivasi, bayangkan dalam perasaan kecewa pun saya masih tetap pergi latihan, motivasi saya tetap terjaga dengan baik, saya banyak belajar dan tetap berharap bahwa suatu saat pelatih saya itu akan memberikan saya kesempatan untuk tampil,…pengharapan tidak pernah mengecewakan, sampai lulus saya tidak pernah mendapat peran sekecil apa pun, tapi yang saya dapat lebih dari itu….bahwa selain belajar menjaga motivasi, saya terlatih untuk bisa membawakan diri dengan baik terutama di depan orang-orang yang mengecewakan saya, saya jadi terbiasa mengontrol emosi dan hal itu yang ternyata jadi modal utama saya nanti untuk pentas di panggung kehidupan yang melakonkan diri saya sendiri.
Dan setelah saya dewasa, kesempatan itu datang sendiri…sekarang saya banyak diminta untuk tampil, baik sendiri, sebagai master of ceremony misalnya, atau di organisasi kepemudaan yang saya pimpin, di lingkungan tempat tinggal, di tempat saya bekerja, saya kerap didaulat untuk membuat drama musikal, tapi saya sudah bukan artis lagi, karena saya sekarang si ‘sutradara’. Dan belajar dari pengalaman masa lalu yang tidak mengenakkan, sebelum membagi peran setiap orang yang ingin terlibat dalam pementasan di haruskan membaca naskah dan memilih peran yang ia inginkan, lalu diseleksi oleh pemain-pemain yang lain, dengan sangat objektif, bahkan saya senang juga membuat film-film indi, yang hanya dibuat dengan camcorder yang sederhana. Perasaan kecewa yang dulu tumbuh di hati juga mengajarkan pada saya untuk lebih bisa menghargai perasaan orang lain.
Bahwa bukan hanya di rumah, sekolah seperti halnya hidup merupakan tempat untuk memproses pribadi, watak, karakter muridnya. Dan guru menjadi bukan sekedar menjadi tutor tapi juga patner untuk mengembangkan kesemuanya itu. Seiring waktu saya merasa bahwa saya jauh lebih baik daripada saya yang dulu, apa pun bentuknya yang saya terima dari para guru saya waktu itu telah membentuk diri saya seperti yang sekarang ini. Itu karena saya mampu mencerna setiap pesan moral yang ditanamkan oleh para guru saya, saya mampu berkomunikasi dengan bahasa didikan bentuk apa pun dan hal yang satu ini memang hanya kemurahan Tuhan semata. Tapi kemampuan mengelola emosional ini tidak serta merta sama pada setiap murid. Belum lama ini seorang murid menembaki guru dan teman sekolahnya di Jerman karena merasa mendapat perlakuan yang kurang adil.
Untuk mencegah kasus-kasus seperti Ria atau pun pelajar di Jerman yang mendadak jadi teroris, antara murid dan guru harus memiliki kesamaan sikap, yaitu percaya diri, rasa aman, self control, love, otonomi, kekeluargaan, rasa adil, kinerja, perubahan dan saling percaya. Dan sikap ini dapat dibagi tiga yaitu: rasa percaya, hubungan antar pribadi, dan pengendalian hidup.
Pada bagian pertama, yaitu perasaan percaya diri dan dihargai, diperlakukan dengan adil, seorang murid harus mendapat perasaan bahwa guru memperlakukannya dengan baik, menghargainya seperti apa pun keadaannya, dan menyikapinya dengan adil sama kedudukan semua murid di mata sang guru.
Pada bagian kedua, yaitu kenyamanan, love, dan kekeluargaan. Murid-murid yang hidupnya seimbang cenderung penuh dengan kasih sayang dan selalu peduli dengan keberadaan sekitarnya. Sehingga jika dia hendak mengambil tindakan apapun dia selalu memikirkan dahulu, mempertimbangkan baik buruknya dan efeknya terutama dampaknya nanti terhadap hubungan murid dan guru yang seperti orangtua dan anaknya, bukankah seorang anak sangat takut mengecewakan anaknya, dan seorang orangtua akan meluruskan jalan anaknya yang bengkok, bukan untuk membuatnya binasa tapi jauh untuk kebaikan masa depannya.
Pada bagian ketiga, kemampuan self control, pekerjaan, dan perubahan, pada bagian yang terakhir ini murid dan guru diharapkan untuk saling mengendalikan dorongan untuk bertindak brutal, anarkis yang keluar dari dalam dirinya, saling mengakui bahwa kedua belah pihak memiliki prestasi (jangan salah lho…gak semua guru bisa ngajar, red)dan siap untuk mengambil resiko dalam artian kalau proses yang akan ditempuh membuat hasilnya lebih baik, mengapa takut untuk menghadapi tiap perubahan. Jadi ternyata untuk menyukseskan jalannya proses pendidikan diperlukan kerjasama yang erat antara guru dan murid, bukan hanya bergantung disatu pihak saja, harus seiring sejalan, selaras serasi dan seimbang peranan guru dengan murid.
baca lebih lengkap...

Tidak sampai satu bulan bangsa kita sudah akan melaksanakan pemilu tepatnya pada tanggal 9 April nanti, semua sibuk berbenah, parpol, KPU, panwanslu, KIPP, & segala lembaga tetek bengek yang terkait dengan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut, Caleg apalagi…..
Lalu bagaimana dengan kita para pemilih, siapkah kita menyongsong respon atas hidupnya demokrasi di negara kita ini? Dengan banyaknya calon dan partai, sudahkah anda menemukan seseorang yang sreg yang dapat menyuarakan kepentingan kita di lembaga legislatif tersebut? Adakah figur yang anda rasa dapat menjadi wakil anda? Beberapa bulan ini jalanan dikotori dengan baliho-baliho para caleg yang mengiklankan diri kepada masyarakat mengalahkan iklan produsen rokok, dengan sejumlah slogan, jargon bahkan sampai janji-janji ‘manis’, adakah anda kenal para caleg tersebut dan mengerti apa yang menjadi programnya kelak di DPR? Tak tanggung-tanggung sebagai bentuk kampanye, beberapa parpol bahkan sudah membuat kontrak politik untuk membuat rakyat semakin ‘percaya’ saja atas apa yang sudah mereka janjikan.
Tenang….masih ada waktu, anda bisa untuk mencari figur yang dapat anda pilih, sesuai kata hati karena pastinya sebagian besar anda tidak mengenal mereka. Saya ingin menyerukan agar pada pemilu kali ini kalau bisa ‘JANGAN GOLPUT’!!!!!!!! Meski mungkin di tengah masa kampanye parpol sekarang ini sejumlah pihak juga melancarkan ‘serangan’ yang memprovokasi rakyat untuk golput. Jika anda tertarik, sebaiknya rencana untuk golput dipikirkan ulang.
Golput atau golongan putih di Indonesia dimulai pada Pemilu 1971, diprakarsai oleh para tokoh muda. Gerakan ini lahir karena adanya tanda-tanda bahwa Pemilu pada waktu itu tidak akan berlangsung dengan demokratis sehingga waktu itu Arief Budiman dkk merasa perlu adanya gerakan moral yang menitik beratkan pada kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihannya pada saat pemungutan suara karena adalah hak bagi masyarakat untuk menggunakan atau pun tidak menggunakan hak suaranya tersebut.
Awalnya golput adalah sebuah gerakan yang hanya terdiri atas pribadi-pribadi yang enggan untuk memakai hak suaranya, tidak terorganisasi, tidak ada pimpinan apalagi bukti keanggotaan dan semuanya itu dilakukan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Itu berarti dengan penuh kesadaran para golput ini tidak mau sampai melanggar aturan karena golput sebagai proses pendidikan politik menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya apabila dalam pelaksanaannya melanggar aturan-aturan hukum. Seiring berkembangnya kebebasan media, golput juga semakin berkembang, di Facebook saja dimana saya melanglang setiap hari grup-grup ini dengan gagah berdiri dan menyerukan dengan lantang untuk golput. Kini para politisi sekaliber ‘Gus Dur’ pun ikut menyuarakan golput tentu dengan alasan kekecewaannya atas kinerja KPU yang tidak mencatat PKB versinya.
Sebelumnya saya belum pernah menggunakan hak suara saya, but bukan karena saya ngeh dengan keputusan yang saya ambil tapi lebih karena alasan yang saya buat-buat sendiri seperti malas ngantri di TPS, mumpung libur Pemilu sekalian saja malas-malasan di tempat tidur, bingung dengan banyaknya partai, saya tidak peduli. Tapi politik itu adalah hal yang sangat penting dan sebagai warga negara kita harus terjun langsung di dalamnya dan hal itu di mulai dengan menggunakan hak suara kita saat pemilu. Bayangkan di tengah krisis ekonomi global seperti ini, Indonesia, negara yang didalamnya tengah berlangsung bermacam masalah yang belum-belum juga selesai, mulai dari lumpur Lapindo sampai maraknya kasus korupsi yang terkuak oleh KPK, masih menyiapkan ajang pesta demokrasi. Dan ini bukanlah hal yang mudah karena begitu besar anggaran yang sudah di keluarkan untuk merancangkan acara yang akan berlangsung 9 April 2009, bayangkan bila itu digunakan untuk menambah sarana pendidikan dan kesehatan, sehingga karena itu kita tidak boleh membiarkan semua ini lewat tanpa kita pernah datang ke Tempat Pemilihan Suara. Buat saya membuang uang negara dengan percuma sama saja kita sebagai warga negara telah melakukan korupsi lalu apa bedanya kita dengan para anggota dewan yang sekarang mendekam di penjara….
Kecenderungan sekarang berbeda dengan dulu dimana golput benar-benar murni karena hanya melawan represi negara, sedangkan golput-golput sekarang selain karena golput yang dibuat-buat, juga karena sikap apatis terhadap politik, dimana politik tidak berpihak kepada pemerintah, dan terbentuknya sikap-sikap yang kelewat mengkritisi pemerintah dan merasa bahw selama ini pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk warganya.
Belum lagi kasus-kasus yang menyeret nama-nama para anggota DPR baik yang di daerah sampai di pusat membuat masyarakat semakin pesimis akan membaiknya kehidupan rakyat ketika lembaga yang bertugas selama lima tahun ini terpilih kembali. Rakyat berpikir bahwa kelak caleg-caleg ini tidak ada ubahnya dengan para senior mereka, banyak rakyat juga punya kecenderungan berpikir bahwa menjadi anggota dewan hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Salah seorang caleg DPR RI yang berasal satu daerah dengan saya di Jawa Tengah yaitu BS dulu seorang aktivis, pernah di penjara karena memperjuangkan reformasi bahkan belum apa-apa sudah di komentari bahwa kemarin aktivis mahasiswa yang provokator, sekarang caleg, besok koruptor….!! STOP, kita tidak bisa menghakimi dan berpikir semua orang sama karena saya pernah browse di google tentang BS ini, banyak hal yang ternyata tidak terekspos di media tentang sepak terjangnya dalam memperjuangkan perubahan yang signifikan untuk bangsa ini dan buat saya dia caleg yang berkualitas.
Salah para caleg juga kurang bisa menyampaikan visi & misinya, hanya memajang pose mereka berbulan-bulan di pinggir jalan, padahal di era sekarang ini begitu banyak media yang bisa menjadi sarana mereka ‘memperkenalkan diri’, tapi meski demikian kesalahan tidak serta-merta di tangan caleg, aturan yang dibuat oleh KPU menurut saya juga sangat membatasi ruang lingkup para caleg untuk bisa bergerak, negara ini terlalu banyak larangan dan hebatnya sepertinya celah-celah yang membuat seorang caleg bisa lebih unggul dari yang lain selalu di tutup dengan adanya aturan-aturan tambahan sehingga caleg-caleg ini enggan bergerak karena takut dikenakan sanksi.
Saya telah jatuh hati pada seorang caleg DPD, semenjak melihat posternya saja wajahnya demikian teduh mengganggu hati saya, seorang ibu, dalam kesehariannya beliau adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki yayasan sosial dan banyak berbuat untuk kemanusiaan semenjak beliau masih belia, dan ini kali periode ke dua jika dia terpilih kembali, aksi-aksi sosialnya dilakukan secara spontan dan terjadi jauh sebelum si ibu ini memutuskan untuk terjun ke ‘senayan’, melihat latar belakang pendidikannya yang master dari luar negeri setidaknya wawasannya global, pengalaman berorganisasinya semenjak beliau duduk di sekolah menengah, banyak hal yang saya baca tentang si ibu ini, tentang cita-citanya untuk Indonesia(kita butuh lebih banyak sosok idealis) dan yang jelas kelebihan lainnya adalah bahwa beliau seorang ‘perempuan’, tidak berbicara jender tetapi memang suara perempuan yang siap menyampaikan aspirasi dari kaumnya masih kurang.
Untuk DPRD 2 saya punya caleg yang akan saya pilih seorang wanita muda, sangat cantik, wajahnya biasa wara-wiri di ajang putri-putrian, dulunya seorang model, sekarang berwirausaha, bukan karena wajahnya lalu saya memilihnya….tetep Angelina Jolie ranking satu di hati saya ha..ha… tapi karena semangat mudanya yang ingin membangun negeri ini lebih baik lagi. Kesannya kayak omong kosong atau membual banget, tapi itu kenyataanya. Saya telah berkenalan(ye…segitunya) langsung dengannya, di usianya yang masih belia dia seperti permata yang berkilau dengan kharismanya, wawasannya yang sangat global, kritis dengan isu-isu sosial,dengan pekerjaan sosial yang tengah dia kerjakan, berhadapan dengannya langsung melunturkan pendapat bahwa wanita cantik minus otak bahkan saya mengundangnya ke organisasi tempat saya memimpin, mempersilakannya untuk bersosialisasi, berbagi visinya untuk bangsa ini. Untuk DPRD I saya belum memiliki caleg pilihan tapi bukankah masih ada waktu bagi saya dan anda juga untuk menyeleksinya.
Bangsa ini sedang berusaha untuk bangkit, jadi mari jatuhkan pilihan dan mulai percayakan kepada orang yang tentunya layak untuk mengemban amanat dari rakyat ini dan siap mengabdikan seluruh hidupnya untuk Indonesia yang lebih baik, jangan sia-siakan hak pilih anda, karena satu suara saja membawa perubahan yang sangat berarti. Jangan yang jadi orang yang kurang kompeten hanya karena pendukungnya banyak datang, sementara sosok yang qualified tersingkir hanya karena banyak golput. Mulai buka mata lebar-lebar lihat baik-baik caleg yang bertebaran di sekitar anda, bukankah emas juga ditemukan diantara pasir? Ini semua hanya opini dari saya, namun pada prakteknya nanti semua kembali kepada anda, meski datang ke TPS, tapi didalam bilik suara siapa tahu…?
baca lebih lengkap...

Kampanye....pake aturan


Musim kampanye telah tiba, sesaat hal ini membawa pikiran saya melayang pada masa orde baru di mana gegap gempita kampanye di lakukan dengan sangat meriah, teringat saya yang waktu itu masih anak-anak dan tetangga-tetangga menuju ke lapangan Kridasari (letaknya di kota kelahiran saya) dan kami dihibur oleh Evie Tamala, lalu juru kampanye menyerukan yel-yel partai yang bersangkutan dan acara pada jaman itu massa lebih banyak disuguhi hiburan, ya iya….lah wong kontestan Pemilunya saja cuma ada 3 dan belum-belum dilakukan penghitungan selalu ketahuan siapa pemenangnya. Dari dulu sampai sekarang kampanye tidak pernah lepas dari mobilisasi massa dan konvoi kendaraan.
Kampanye terbuka sudah dimulai. Namanya juga kampanye, partai politik dan calon legislatif(Caleg) akan mengerahkan semua kemampuan untuk mendapatkan simpati. Program-program yang dimiliki akan disampaikan secara terbuka dalam bentuk orasi dan melalui konvoi kendaraan. Namun kesempatan melakukan kampanye ini bukan diartikan boleh melakukan apa saja. Tetap ada tatakrama dan rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar. Tak main-main, pelanggaran saat kampanye bisa berupa ancaman pidana penjara. Sejumlah tindakan yang dianggap pelanggaran berat saat kampanye adalah pelibatan PNS, kepala dan perangkat desa, BPD, TNI-Polri, dan anak dibawah umur. Penggunaan mobil dinas, kantor pemerintah, dan fasilitas ibadah juga pelanggaran.
Pelanggaran lain yakni bantuan terselubung kepala daerah terhadap caleg atau parpol tertentu, menyertakan PNS berseragam di lokasi kampanye, Caleg menjanjikan uang atau materi, dan caleg menggunakan isu SARA sebagai bahan orasi atau peralatan kampanye. Kampanye di luar jadwal, keterlibatan kepala daerah tanpa ijin cuti, dan menggunakan dana kampanye illegal atau rekayasa dana kampanye juga masuk kategori pelanggaran. Masih banyak lagi aturan kampanye termasuk yang mengontrol konvoi kendaraan.
Aturan ini tidak main-main, Ketua Komnas Perlindungan Anak ka Seto Mulyadi misalnya, mengingatkan agar parpol atau caleg tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye. Sikap tegas ini di latar belakangi pengalaman pemilu 2004. Saat itu ada enam anak tewas saat terlibat dalam kampanye. Belum lagi puluhan anak mengalami luka. Sanksi bagi pelanggar yang melibatkan anak-anak dalam pemilu, cukup jelas, yakni hukuman lima tahun penjara dan denda Rp.100 juta. Selain pengalaman jatuh korban anak, keberadaan anak-anak memang tidak diperlukan dalam kampanye mengingat anak dibawah usia 17 tahun belum mendapat hak memilih dalam pemilu.
Dan ada pihak yang ditunjuk untuk memonitor jalannya kampanye agar parpol & caleg tidak melanggar dan pihak yang berwenang itu adalah Panwas, Panwaslu, dan ada juga Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP). Namun pengawasan tersebut tentu tidak mudah mengingat begitu banyak caleg yang akan melakukan kampanye. Disini dituntut peran masyarakat dan juga caleg untuk saling mengawasi, mengingat kecurangan sangat mungkin terjadi.
Selain perlu pengawasan terhadap parpol atau caleg yang kampanye, pengawasan pun harus dilakukan terhadap lembaga yang menyelenggarakan pemilu. Jangan sampai ada parpol dan caleg taat aturan sementara penyelenggara tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya. Atau dalam pelaksanaan tugasnya melakukan tindakan yang melindungi atau hanya menguntungkan parpol dan caleg tertentu saja karena berbagai faktor seperti faktor hubungan personal, kedekatan emosional, apalagi menerima suap.
Semua pengaturan dan pengawasan ini bertujuanagar pemilu bisa berlangsung jujur, adil, dan aman. Jika hal itu tercapai, tentuhasil yang diharapkan adalah hadirnya anggota legislative yang memang murni terpilih dari suara rakyat sehingga kelak benar-benar bisa menjadi wakil rakyat, bukan karena memanfaatkan fasilitas negara, membeli suara, atau memenangkan pemilu secara tidak jujur.
baca lebih lengkap...

Hillary....ke Indonesia

Rasanya baru kali ini seorang pejabat asal AS datang berkunjung dan mendapat sambutan layaknya seorang bintang. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Rodham Clinton akhirnya menapakkan kaki di Indonesia pada Rabu, 18 Februari 2009 kemarin. Seperti biasa dari pihak kepolisian tetap memperketat keamanan di 30 titik dan efeknya hanya menyebabkan kemacetan. Dalam konferensi persnya Hillary mengatakan bahwa AS dibawah kepemimpinan Presiden Obama berkomitmen akan mengurangi budaya diplomasi yang ‘mendikte’ Negara lain. Menurutnya, AS berencana menerapkan smart power dalam mengkampanyekan demokrasi bagi dunia Islam. AS, pun sepakat dengan sikap Indonesia yang mensinergikan antara Islam dan demokrasi, dan kini tambah Hillary, Amerika mendukung penuh agar demokrasi dan Islam dapat berjalan beriringan. Hillary juga memuji kemajuan Indonesia dalam 10 tahun terakhir, khususnya dalam menangani isu teroris dan separatisme. Hillary juga mengatakan bahwa Indonesia juga telah membangun institusi yang kuat dan terus berkembang, serta Indonesia akan jadi patner potensial untuk mengajukan berbagai proposal perdamaian.
Keesokan harinya, Hillary meninjau proyek MCK plus-plus bantuan Amerika melalui USAID senilai RP.360 juta di kawasan pemukiman padat Petojo Utara, Jakarta Pusat. Warga mengelu-elukan Hillary bahkan beberapa warga menyempatkan diri untuk menyediakan pisang dan tempe goreng. Terkesan sambutan untuk Hillary benar-benar tulus mungkin ini juga bawaan dari jiwa ‘ibu negara’nya bahkan ia sempat mengelus-elus perut seorang warga yang sedang hamil meski Hillary tidak sempat mencicipi menu yang dipersiapkan warga tersebut. Tak hanya menu, anak-anak sekolah pun menyambut dengan melambaikan bendera AS ukuran kecil sampai menaburkan bendera AS dengan bunga-bunga.
Dari dunia hiburan Hillary menyempatkan diri untuk hadir di acara live music ‘Dahsyat’ yang dipandu oleh Luna Maya dan Olga Syahputra yang pagi itu didampingi oleh presenter News Isyana Bagus Oka, dengan bintang tamu Melly Goeslaw dan Agnes Monica, orang sekaliber Hillary ternyata bisa mengimbangi gaya cengengesannya Olga, sehingga tak urung hal ini menambah daya magis yang dipancarkan Hillary(tuh Hillary orangnya gak jaim, red). Mungkin kemeriahan sambutan terhadap Hillary ini merupakan sambutan paling meriah terhadap pejabat AS yang pernah berkunjung ke Indonesia. Saya percaya hal ini sangat dipengaruhi oleh popularitasnya yang pernah menjadi Ibu Negara AS, menanjak ketika bertarung menghadapi Presiden Obama di penyisihan kandidat calon Presiden dari Partai Demokrat atau pun dari pembawaan Hillary yang cantik, cerdas, diplomatis, murah senyum dan sebagainya dan sangat mungkin lagi karena dia adalah menterinya Presiden Barack Obama.
Ikatan emosional Indonesia terhadap Obama yang pernah melalui masa kecilnya di Indonesia, tidak bisa dipungkiri membuat sedikit banyak citra AS di mata Indonesia berubah. AS yang selama ini selalu dianggap buruk di mata sebagian masyarakat Indonesia kini berubah menawarkan secercah harapan. Ada harapan sikap politik Obama terhadap Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh kedekatan emosional itu. Seperti pernah diungkapkan oleh Presiden SBY, rakyat Indonesia sangat merindukan kedatangan Obama, ungkapan senada pun sering kita dengar dari berbagai kalangan, padahal ungkapan demikian belum pernah terluncur kepada pendahulu-pendahulunya, kedatangan Presiden AS biasanya selalu diwarnai dengan pro & kontra. Jika kita melihat lebih dalam, undangan dan kerinduan Indonesia dikunjungi oleh Obama bukan semata-mata urusan dapur politik tapi juga bentuk lain dari jati diri bangsa ini yang masih sangat familiar. Adat ketimuran yang berlaku dan masih kental di Indonesia mempengaruhi penilaian terhadap seseorang, bahkan terhadap AS yang selama ini kebijakannya paling sering di demo di Indonesia, tentu hal ini erat kaitannya dengan harapan bahwa Obama bisa membawa perubahan besar yang lebih baik untuk dunia dan terlebih Indonesianya pada khususnya.
Kembali kepada Hillary, seremonial penyambutan yang luar biasa kepada Hillary sebenarnya menunjukan bahwa bangsa ini sedang merindukan sosok yang bisa memberikan semangat dan kekaguman sepertinya. Telah kita ketahui bersama ketika suaminya Bill Clinton menjabat Presiden AS, pernah tersandung kasus pelecehan seksual kepada pegawai magang istana kepresidenan Monica Leuwinski, dalam gonjang-ganjing seperti itu terlihat sekali jiwa besarnya karena dia tetap tegar mendampingi suaminya sampai semuanya selesai. Dalam hal ini saya jadi teringat kepada kepada ibu Sharmila, istri dari anggota DPR Yahya Zaini yang rekaman videonya bersama Maria Eva beredar luas, saya juga salut kepada ketegarannya untuk tetap mendampingi suaminya dan sekuat tenaga berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Lebih dari itu kedua wanita ini melakukan hal yang luar biasa dimata saya yaitu ‘memaafkan’ suami mereka dan lebih melihat melihat ke depan, hal-hal seperti ini yang menunjukkan bahwa kecerdasan dan pola pikir yang mereka miliki memang jauh diatas, mereka berdua menjadi istimewa karenanya. Tidak seperti baru-baru ini istri (lagi-lagi, red) anggota DPR yang berkoar-koar di infotainment dan mengatakan bahwa suaminya telah menikah siri dengan artis imut kesayangan saya, bahkan dengan serta merta dia akan melaporkan sendiri suaminya ke Dewan Kehormatan DPR, (aduh bu lebih baik sedia dulu obat darting, red) sorry ya, sebagai perempuan Jawa saya gak pernah bisa mengerti model perempuan yang berani buka aib sendiri, kenapa melulu orang lain yang salah…coba si ibunya juga introspeksi kenapa sampai bias kejadian model begini, dan cek-cek dulu kebenaran beritanya. Setelah itu nama Hillary di kancah perpolitikan kian popular dimulai ketika dia bertarung untuk memperebutkan kursi senator.
Dan puncaknya adalah ketika dia bertarung menjadi rival Obama di pemilihan Presiden pendaluluan. Bukan hal yang mudah tentunya bagi Hillary dan timnya apalagi dalam bulan-bulan kampanye yang mereka lalui popularitas Obama kian menanjak, saya melihat spriritnya tetap menyala-nyala meski jelas-jelas dia sudah ‘dibawah angin’ tapi dia selalu punya harapan dan tidak serta merta menyerah bahkan di hari-hari akhir kampanyenya pun dia tetap berjanji untuk melakukan yang terbaik bagi negaranya. Bukan sekedar mengakui kekalahannya dari kandidat Presiden Obama pada waktu itu tapi Hillary sangat berjiwa besar, dengan mau juga berkoalisi dengan mantan rivalnya dan menerima jabatan sebagai Menteri Luar Negeri AS, benar-benar wonder woman. Teringat pada proses pemilihan Gubernur di Jawa Timur dimana sampai terjadi beberapa kali pengulangan dimana salah satu calon yang kalah tidak bisa menerima hasil penghitungan suara, apalagi sampai bekerjasama lha mengakui kekalahan aja gak bisa apalagi sampai menjadi bagian kepemimpinan rival politiknya itu. Hal ini hendaknya dijadikan teladan bagi wanita Indonesia yang sekarang sedang berebut jalan menuju tampuk kepemimpinan baik di pemerintahan atau pun legislatif. Satu hal yang saya dapat dari Hillary adalah bahwa politik ternyata tidak melulu soal kekuasaan tapi lebih dari itu, politik juga adalah hal yang lebih penting lagi tentang seberapa banyak yang bisa kita pikirkan, kerjakan dan berikan untuk Negara kita.
Sosok yang bisa mendatangkan kekaguman sekarang ini jujur sangat sulit ditunjukkan oleh tokoh-tokoh di Indonesia, mungkin itu sebabnya para artis laris untuk didapuk menjadi Caleg oleh sejumlah partai. Jika ada penyambutan meriah, paling-paling yang menyambutnya adalah simpatisan orang atau partai tersebut dan tidak oleh masyarakat luas. Mengapa? Karena tokoh-tokoh nasional saat ini sulit membangun karisma dan memberikan pengaruh luas. Menjelang Pemilu 2009 hal ini tentu sangat mengkhawatirkan pada pemilihan legislatif sepertinya rentan dengan berbagai konflik terutama setelah MK mengeluarkan bahwa caleg dengan suara terbanyaklah yang berhak duduk di legislatif. Sedang pada pemilihan Presiden pun nada-nadanya saya sudah bisa membaca siapa yang akhirnya menjabat kembali kepemimpinan di negeri ini, dan mau tidak mau dengan berbagai alasan kita harus bisa menerima apa yang terjadi pada hasil pemilu nanti, terutama bagi mereka yang tidak puas dengan kinerja pemerintah sekarang meskipun demikian sebagai warga Negara kita tetap bisa berharap meskipun dipimpin orang yang sama semua akan menjadi jauh lebih baik, apalagi selama ini semua ini berlangsung dengan baik, dan satu yang pasti setiap harapan membawa angin perubahan karena pengharapan tidak pernah mengecewakan. Tentu kita tidak bisa membandingkan figur calon pemimpin kita dengan Obama yang bisa membangun popularitasnya dalam waktu singkat, Obama sangat berkharisma dengan kekayaan latar belakang kehidupan, memiliki konsep kepemimpinan yang jelas, keberanian mengubah paradigma, mendapat dukungan lawan politiknya dan sebagian besar rakyat AS.
Jadi saya berharap suatu hari akan muncul seorang ‘Hillary’ di Indonesia, membayangkan saya menjadi orang itu, kemana-mana dikawal vorijrider, dielu-elukan banyak orang, mengambil sejumlah kebijakan, menjadi ujung tombak diplomasi bagi negara ini, ehm….saya pikir terlalu jauh ya..meski mimpi gratis tapi saya gak berani mimpi setinggi itu, but who knows….!! Kayaknya saya mending jadi ‘ibu negara’ saja..ha…ha..just kidding!! Maksudnya mending jadi ibu negara di rumah sendiri githu lho….jangan berpikiran lebih ah..! dan tetap menulis berbagai hal yang saya suka untuk anda.
baca lebih lengkap...

Everyday is Valentine for Meina....


Hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari tak lepas dari tradisi yang dibuat oleh pribadi-pribadi yang merayakannya. Ketika saya mengunjungi sejumlah pusat perbelanjaan pun euphorianya sangat terasa dimana hampir seluruh sudut menghias diri dengan pernak-pernik bersimbol hati dan ‘pink’ lagi (bulan ini saya dapat alergi, alergi pink, red) belum lagi berbagai boneka mulai dari bentuk hati sampai babi, pun dalam berbagai ukuran ikut ‘berpartisipasi’ dalam hajatan ini (tapi boneka favo saya koq gak ikutan nampang, red), belum lagi aneka mawar artificial seolah tidak mau ketinggalan dalam kemeriahan Februari ini. Dan tidak ketinggalan sejumlah even yang ditawarkan mulai dari candlelight dinner hingga tukar-menukar kado, dan ternyata demam Valentine ini tidak hanya melanda mereka yang masih muda namun juga oleh pasangan-pasangan senior yang ingin mengenang perjalanan kasih mereka.
Jujur nih…secara khusus saya belum pernah merayakan Valentine, kalau tahun ini saya sibuk nge-print kartu-kartu desain saya sendiri itu lebih karena saya memanfaatkan moment, sebagai pimpinan salah satu organisasi kepemudaan (gak ada maksud pamer, red) saya ingin mengingatkan rekan-rekan saya untuk lebih peduli lagi kepada sesama apalagi di jaman yang terasa lebih berat bagi sebagian orang, dan sangat mungkin orang-orang itu ada disekitar kita. Meski demikian saya selalu dapat berkat di tiap valentine karena saya pasti dapat kado dari orang-orang dekat saya yang merayakannya, mulai dari sekedar sms, kartu, coklat, boneka, bunga, parfum, jam, bermacam benda lainnya sebagai wujud perhatian dan saya pernah mendapat hadiah wow….cincin platina but itu dari ‘pap’ saya sendiri lho ya….
Buat saya “everyday is Valentine”, saya sungguh sangat beruntung karena saya ada di tengah orang-orang yang mengasihi saya dan selalu menyupport saya. Saya masih punya dua orang tua yang sehat (hal ini sangat saya syukuri, red) meski keadaan ekonomi mereka biasa-biasa tapi setidaknya mereka sangat mandiri sekali sampai menolak bantuan dari anak-anaknya. Saya juga punya dua orang adik laki-laki yang katanya rela mati untuk saya (ha..ha kesannya gombal ya, red) mereka bilang siap dikontak 24 jam untuk mengamankan saya, tetapi sayangnya mereka jauh terpisah dari saya, syukurnya teknologi menjaga mereka tetap erat dengan saya dan tiap hari saya menerima sms mesra dari mereka mulai dari sekedar ‘hai’ sampai mengingatkan agar jangan lupa makan, Cuma saya bertanya kenapa mereka gak pernah sms dan menanyakan apakah saya masih pegang duit atau gak (ha..ha..maunya, gitu lho!, red)
Saya juga punya lingkungan yang sangat baik dimana saya tinggal di kompleks yang sangat ramah dan saling mendukung satu dengan yang lainnya, jika kami berkumpul kami bisa tertawa bersama sampai lupa waktu, boleh percaya atau gak tapi kalau saya sampai gak kelihatan seharian mereka pasti bertanya-tanya kepada orang rumah. Anak-anak di lingkungan ini juga mengasihi saya, mungkin awalnya karena saya ini sangat menyukai anak-anak hingga selalu membuat kegiatan untuk mereka bahkan menyediakan waktu untuk bermain-main bersama mereka, mendekap mereka karena orangtua mereka yang rata-rata bekerja jadi mungkin mereka juga mencari sosok yang ‘ngemong’ dan saya merasakan kehangatan ketika berada ditengah-tengah mereka dan entah mengapa saya merasa dianggap sebagai ‘orang tua’ hingga betah memberikan petuah-petuah melalui dongeng yang saya kisahkan dan saya pun akhirnya mempunyai harapan atas mereka. Bukan hanya itu semua orang disini dari satpam kompleks sampai tukang tamannya pun baik banget sama saya….
Saya pun punya sahabat yang mau mendengarkan curhat saya, kapan saja dan apa pun, maksudnya dia mampu mendengarkan keluhan saya dari kebijakan politik yang bertentangan dengan sikap saya, isu-isu luar negeri sampai masalah pribadi saya. She so smart…dan meski dia seorang wanita pun saya menganggap bahwa dia adalah salah satu anugerah yang terbaik yang saya miliki karena apa yang biasa dia lakukan untuk saya mungkin tidak pernah bisa terganti oleh orang lain. Dia seorang wanita karier, boleh dibilang kalau Cuma sepasang kekasih, kalah deh! Karena sahabat saya ini ditengah-tengah kesibukannya tidak pernah mengeluarkan kata ‘tunggu, entar ya, dll’ justru saking baiknya itu sampai saya kadang gak enak sendiri untuk mengontaknya, kalau sudah begitu dia biasanya yang menghubungi saya sambil mencak-mencak..! jangan berpikir lebih ya karena kami masih pencinta kaum pria ha…ha..
Rasanya saya punya banyak orang-orang yang mengasihi saya mulai dari ibu penjual ketoprak sampai tukang bakso langganan saya bukannya apa saya bicara demikian karena saya sering terharu dibuat oleh perhatian mereka kepada saya, si ibu penjual ketoprak misalnya sering membuatkan kue-kue traditional kesukaan saya seperti gethuk, tiwul, lopis…meski hanya kue yang kalau pun beli harganya jauh dibawah donat J.CO yang menemani saya mengetik artikel ini, tapi nilainya buat saya sangat dalam….karena saya ini bukan siapa-siapanya ibu itu dan sebegitunya dia sampai membuatkan kue-kue untuk saya karena jujur ibu saya pun sudah tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut.
Dan jika saya menuju ke konter saya di salah satu mall, di emperan toko banyak orang buta berjualan makanan juga diantaranya ada pengemis yang menyandang cacat tunagrahita dan tunadaksa saya sudah lama melihatnya menjadi peminta-minta, saya punya kebiasaan jika saya melewati deretan mereka (setiap lewat saya beli dagangan mereka, red) saya selalu menggenggam erat tangan mereka nah ada hal ajaib terjadi hari ini tadi ketika saya memasukkan uang ke kaleng si pengemis dan ketika saya menggenggam tangannya dia bersuara : “hallo, mei!”, mungkin terdengar naïf tapi buat saya itu sesuatu yang ‘amazing’ dan sontak ada lelehan hangat dipelupuk mata saya, saya terharu sendiri, seandainya anda pun melihat bahwa sehari-hari orang ini tidak pernah mengeluarkan ekspresi.
Katanya wajah saya ini acapkali mengundang iba dari orang lain, saya sendiri tidak tahu dan tidak mau mengiyakan atas persepsi tersebut, yang saya tahu pasti jika kita mau memulai untuk mengasihi orang lain pasti sebaliknya kita pun akan dikasihi oleh orang lain dan percayalah jika hidup kita penuh dengan cinta hal itu akan membuat hidup menjadi jauh lebih baik, karena cinta itu tidak melulu terkait dengan asmara bukan?. Bagaimana dengan kehidupan pribadi saya sendiri…?saya sendiri tidak tahu tapi bukannya masih ada cinta-cinta yang lain yang akan memberi warna dalam hidup saya, tidak harus dari seorang kekasihkan untuk berbagi dunia yang indah ini. Teringat lagu “Glory of Love”….I’m a man who will fight for your honour….dst. Saya hanya mencari pria seperti itu saja, sederhana kan tapi ternyata maknanya kelewat dalam karena wanita manapun dimuka bumi ini pasti ingin diperjuangkan, bukan hanya hatinya, hidupnya yang lebih baik tapi juga kehormatannya dan sepertinya saya masih harus lebih banyak berdoa untuk itu. Meski demikian hal itu tidak akan mengurangi keceriaan hari-hari saya koq!
Dan di moment yang baik ini, saya ingin mengucapkan ‘met Valentine’ bagi anda yang merayakannya dan marilah kita tingkatkan kepedulian kita kepada sesama untuk kehidupan yang jauh lebih baik, dan banyak cinta dari saya untuk anda…muuuuach!!!
baca lebih lengkap...

Melihat makna dibalik perayaan Valentine


Dunia mengenal hari valentine sebagai saat untuk berbagi kasih sayang bahkan di Indonesia, sebagian masyarakat sudah bersiap menyambutnya dan mulai larut dalam tradisi perayaan ini. Tapi mungkin belum terlalu banyak yang mengetahui apa keistimewaan dan bagaimana sehingga tanggal 14 Februari disebut sebagai hari Valentine.
Menurut cerita, di jaman Romawi tanggal 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno, ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat juga menyebut Juno sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan atau festival Feast of Lupercalia. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama gadis ditulis diselembar kertas dan dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu, tak jarang banyak diantaranya yang jatuh cinta dan berakhir dipernikahan.
Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut para pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Ia yakin pria Romawi enggan berperang karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. St Valentine yang pada saat itu menjadi pendeta besar di Romawi menolak hal ini. Ia bersama St Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan pasangan yang sedang jatuh cinta. Tindakannya ini diketahui oleh sang kaisar yang segera memenjarakan dan menghukum mati St Valentine. Selama di penjara Valentine banyak mendapat bunga dan pesan dukungan yang dilemparkan oleh masyarakat melalui jendela penjara. Kepala penjara pun mengijinkan putrinya mengunjungi St Valentine karena gadis itu memberi dukungan atas apa yang diperjuangkan oleh St Valentine.
Di hari dia dipenggal, 14 Februari tahun 270 Masehi atau tepat di hari festival Lupercalia, St Valentine menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia di penjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.” Pesan itulah yang kemudian menjadi awal dari segala tetek bengek perayaan Valentine, kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Perlahan, semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan merebak pada masyarakat diseluruh dunia dibumbui dengan versi sentimental tentang makna valentine itu sendiri.
Terlepas dari cerita dibalik penetapan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang, yang jelas hanyalah sebagai momentum artinya bahwa tanggal 14 Februari merupakan waktu untuk menyadarkan kembali akan pentingnya kasih sayang tapi bukan berarti kasih sayang hanya ada pada tanggal ini saja, sama seperti halnya ketika kita merayakan hari ibu misalnya, bukan hanya pada tanggal 22 Desember saja kan kita menghargai ibu kita.
Jika terjadi banyak kontroversi tentang hari Valentine tentu hal itu perlu disikapi secara universal dengan meresapi makna didalamnya. Karena apa yang dilakukan St Valentine yang melegalkan pernikahan adalah tindakan universal yang bisa diterima oleh semua manusia tanpa membedakan asal usul, kelompok, golongan, maupun status sosial. Dan jika makna kasih sayang itu benar-benar dilaksanakan dalam pengertian luas, bukan sempit sebatas hubungan asmara tentu dampaknya sangat besar untuk mendorong harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi alangkah indahnya jika moment hari Valentine ini kita gunakan untuk lebih mengasah kepedulian kita terhadap sesama, mulailah dari hal-hal terkecil di sekitar kita, mari lebih lagi menebarkan kasih untuk kehidupan yang jauh lebih baik.
baca lebih lengkap...

Cinta bertepuk sebelah tangan......


Saya membayangkan hancurnya perasaan seseorang bila mengetahui ternyata perasaannya selama ini kepada orang yang dia cintai, dia idam-idamkan untuk menjadi pendampingnya ternyata bagai gayung tak bersambut, hiks…sedih banget rasanya hati menjadi hancur berkeping-keping, kadang malah bila keadaan dibiarkan berlarut-larut bisa sampai depresi lho….! Makanya banyak kan yang kena gangguan jiwa gara-gara patah hati. Saya sangat mengucap syukur karena jenis cinta yang seperti ini belum pernah saya alami (swear, red). Sedikit banyak saya bisa mengerti perasaan seperti ini karena beberapa teman dekat saya mengalaminya. Kecengan yang ditaksir dan didambakan siang malam malah asyik PDKT kepada cewek lain dan akhirnya kita cuma jadi secret admirer yang secara diam-diam memperhatikan pujaan hati kita itu dari kejauhan saja. Hal seperti itu masih mending lagi daripada kejadian yang menimpa teman saya, selama ini dia sudah jadian dengan seorang cowok ternyata cowoknya berkhianat dibelakangnya, dia merasa menemukan seorang yang lebih baik dan melupakan begitu saja cinta yang selama beberapa tahun terakhir dipupuk dengan teman saya itu, hal itu lebih diperparah lagi karena dengan entengnya cowoknya berkata:’kita gak jodoh aja!’, keji banget kan model cowok begitu, yah untung saja bukan Meina ceweknya karena kalau saya yang ketemu cowok seperti itu saya bisa saja melakukan aksi anarkis sebagai bentuk protes atas sikap kurang ajarnya itu.
Jika kita masuk dalam situasi seperti itu hal pertama yang mesti kita lakukan sebenarnya adalah mengucap syukur, sesungguhnya melarikan diri kepada Tuhan adalah penyelesaian tercepat dan solusi termudah untuk hal-hal yang kita anggap berat. Dan akan banyak pencerahan secara spirit yang kita dapat, bagaimana pun situasinya kita akan selalu damai berada di dekapannya. Jangan lari kepada dunia, bersyukur karena hal-hal kacangan seperti patah hati begini yang menimpa kita, bisa saja kalau urusan percintaan kita selancar sungai yang mengalir ada hal lain yang akan datang menghambat karier atau kesehatan kita misalnya, dan percaya bahwa hal seperti ini tak luput dari pengamatanNya, yakinlah bahwa Tuhan tengah merancangkan hal -hal indah dengan pribadi yang lebih indah juga.
Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah jangan pernah sekali pun menyalahkan diri sendiri atas apa yang menimpa kita. “gara-gara wajahku jelek (jangan sekali pun berpikiran seperti ini karena sama dengan menghujat penciptanya, red), gara-gara ortuku kere…gara-gara aku kerempeng, gara-gara fisikku banyak kekurangan, gara-gara aku cuma pegawai rendahan dan banyak gara-gara lainnya harus segera dibuang jauh-jauh dari pikiran kita. Ketika kita ditolak ataupun keberadaan kita disingkirkan dan digantikan itu bukan bearti kiamat, dunia belum berakhir… mentari masih akan bersinar cerah esok pagi jika kita hanya disepak oleh pacar kita. Kalau kekasih kita lebih memilih orang lain yang diangggapnya mungkin lebih dari kita, bisa karena lebih cantik, lebih seksi, lebih kaya, lebih pandai, lebih pengertian dan berbagai alasan kelebihan lainnya(ada gak ya karena kelebihan BB dipake buat alasan, red), itu berarti benar kalau kita gak cocok dan gak sepadan dengannya, masih ada orang lain diluaran sana yang bisa menghargai kita apa adanya dengan sepenuh hati dan kalau ternyata orangnya bukan dia berbesar hatilah…
Dia bukan yang terbaik, pikirkanlah hal ini dan camkan baik-baik bukan hanya di pikiran tapi juga di hati kita. Inilah yang seringkali menjadi alasan kenapa seseorang betah untuk berlama-lama patah hati karena selalu mengingat kebaikan ‘sang mantan’, selalu berpikiran bahwa tidak ada lagi orang lain yang sebaik dirinya sehingga ketika dia jalan dengan orang baru kita beranggapan bahwa sudah habis persediaan orang baik dimuka dunia ini, pun ketika kita didekatin orang yang baru kita selalu membandingkannya dengan orang lama ya jelas ‘ilfil’ terus ngabur deh orang itu, tiap orang punya kelebihan masing-masing dan kita mesti ingat itu. Pun masih ada hari esok dimana akan datang hari kita bertemu dengan seseorang yang terbaik yang sudah disiapkan Tuhan untuk menjalani hidup dengan kita, seandainya hari ini orangnya belum datang, be easy… nyantai aja kale…gak harus buru-buru punya gandengan kan?
Tetap bersemangat & lanjutkan hidup seperti tidak pernah terjadi apa-apa, koq gampang ya ngomong tapi yang menjalaninya itu lho..! acapkali bila kita dengar saran seperti itu kita pun berusaha membela diri dan membeberkan bahwa bukan perkara mudah patah hati tersebut, percayalah bahwa tidak semua orang akan menolak cinta kita, ingat jika kita belum berjumpa mr.right masih ada keluarga, sahabat, teman-teman kerja atau rekan-rekan di organisasi yang bisa diajak berbagi banyak hal, mereka pasti selalu membuka lebar-lebar tangannya untuk menerima kita banyak kali ketika kita merasa ditolak kita lupa bahwa masih banyak pribadi-pribadi lain yang mengasihi kita dan membuat kita nyaman serta hangat, jadi berhentilah meratapi nasib dan go..go…keep to fight!
baca lebih lengkap...

Cintai diri kita apa adanya


‘Aku mau mendampingi dirimu, aku mau cintai kekuranganmu, selalu bersedia bahagiakanmu apa pun terjadi……..” sumpah deh!! pertama mendengar lagu ini dinyanyikan oleh Once merinding bulu kuduk saya, salut banget buat penciptanya mba Dewiq koq bisa ya terpikir syair seindah itu, sepertinya dimuka dunia ini ada juga cowok yang tulusnya seperti malaikat ha..ha..ha..dan sampai saat ini saya selalu berharap ada seorang pangeran yang menghampiri saya dan menyampaikan isyarat seindah lagu tadi. Kalau kita renung-renungkan makna lagu tadi begitu dalam karena pada kenyataannya tidak mudah untuk menerima kekurangan orang lain apalagi sampai punya perasaan mencintai kekurangannya. Hal ini penting sekali untuk dicoba apalagi bila kita ingin hidup bahagia berdampingan dengan orang yang kita cintai.
Mungkin ini terdengar naïf, tetapi untuk bisa menerima kekurangan orang lain hal ini dimulai dengan menerima kekurangan diri kita sendiri. Selanjutnya pasti akan muncul pertanyaan begini: kalau kita bisa menerima kekurangan kita, apakah secara otomatis orang juga akan dengan senang hati menerima kita? Kalau ternyata ada pertanyaan sepeti itu muncul dari dalam hati anda berhati-hatilah jangan sampai kita terjebak dan pada akhirnya hanya menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain hingga kita pun terperangkap lama pada situasi seperti itu tanpa kita sadar kita telah menjadi orang lain.
Dari pengamatan saya banyak orang lebih khusus lagi kaum wanita yang terperangkap dalam keadaan seperti yang saya jelaskan diatas dan akhirnya membuat mereka kehilangan identitas diri yang sesungguhnya, bahkan parahnya hal ini sudah menjadi semacam penyakit sosial yang mewabah. Banyak diantara kita malah sudah terjangkit dengan berusaha tampil seperti sosok yang mereka pikir ingin di lihat dunia. Ingin terlihat lebih cantik, lebih menarik, lebih berpendidikan, lebih anggun, lebih fashionable, lebih…. lebih…dan lebih…lagi. Bagi saya pribadi tidak ada yang salah memang bila kita berusaha meraih hidup yang lebih baik sepanjang murni keinginan itu memang dari dalam diri kita dan bukan kepura-puraan yang akhirnya menyiksa diri kita sendiri. Untuk itu dalam usaha mencapai kebahagiaan berhentilah berpura-pura dan tampillah apa adanya dan inilah beberapa kemungkinan kepura-puraan yang sering anda dan saya jalani atau mungkin seluruhnya kita jalani.
Pura-pura sibuk, pasti banyak kali kita bertemu dengan orang yang selalu kelihatan sibuk bahkan kita pun seringkali mengalaminya sendiri. Sebenarnya ada beribu alasan yang membuat seseorang ingin kelihatan sibuk seperti, ia ingin orang lain menganggapnya hebat, penting atau ia malu bila orang lain tahu dia tidak punya kesibukan. Orang semacam ini mencari-cari kesibukan hanya untuk menunjukan pada lingkungannya bahwa saking sibuknya hingga dia mungkin tidak punya waktu bersosialisasi dengan lingkungannya (padahal mungkin yang ada lingkunganlah yang tidak mau kompromi dengannya). Atau juga pura-pura sibuk itu dipakai untuk menjauh dari melaksanakan tanggung jawab yang tidak mampu diembannya. Orang semacam ini sangat mudah dikenali dari sikapnya yang cenderung menghindar dari berbagai ajakan untuk bekerjasama, jangankan pertolongan untuk senang-senag pun belum tentu mengiyakan. Saya tidak juga melulu antipati dengan kepura-puraan seperti ini, saya kerap menggunakannya apabila diperlukan misalnya ketika saya menghindari ajakan dari para pria, daripada berbuat kasar makanya kepura-puraan seperti itu saya gunakan dan saya percaya kalau kita selalu ingin kelihatan sibuk, tetap kita akan berhenti karena kita lelah baik secara fisik lebih-lebih capek hati, pura-pura sibuk….capek deh!
Pura-pura pintar, apakah kita menonton film karena memang ingin menikmati kisahnya atau efek-efek visualnya yang menjadi fenomenal, mendengarkan musik untuk relaksasi dan karena suka jenis musiknya, membeli sejumlah buku karena memerlukan contentnya atau karena jaminan nama pengarangnya, bukan untuk dibahas secara ilmiah dan dalam diskusi yang berkepanjangan. Ketika pertama kali melakukan postingan diblog Meinasuperstory saya pernah juga menampilkan video dari YouTube video klipnya Josh Groban ‘You still you dan tidak disangka ada komentar masuk dari pembaca blog yang tak lain dan tak bukan adalah teman sekolah saya yang meragukan apa benar seorang meina bisa mengerti dengan musik Josh Groban yang kedengarannya klasik, oww agak panas juga waktu saya membaca komentar tersebut, meski berwajah ‘dangdut’ tapi saya benar-benar menyukai Groban dan bukan karena ingin dilihat keren oleh orang lain, koleksi kaset saya banyak diwarnai oleh musisi sejenis mulai dari David Foster, Andrea Boccelli, Celine Dion, sampai Anya dan mendengar musik mereka benar-benar sangat menyenangkan hati saya gak mungkinlah kalau saya hanya ikut-ikutan sampai repot hunting kasetnya. Dan jika anda juga membaca buku tertentu, menelan musik tertentu supaya kelihatan pintar dan dianggap bagian dari grup tertentu padahal dalam hati anda sulit mencerna apalagi menikmatinya, hal-hal yang seperti ini tidak akan bertahan lama, karena anda terpaksa menelannya dan menunjukkan pada dunia hanya untuk mendapat pengakuan bahwa I’m join the club. Ada sebuah rahasia lho….saya bodoh banget baca novel, jika saya selesai membaca bab 1, setelah di bab 2 saya merasa perlu membaca kembali bab sebelumnya dan terjadi berulang-ulang itu sebabnya novel yang saya baca dari dulu hanya tulisan seorang pengarang (baca profil saya, red) karena saya sudah paham dengan gaya bahasanya dan ketika banyak teman-teman keranjingan novel sampai ikut milisnya, yang diobrolkan pun novel terbaru dari yang tebalnya bisa buat bantal tidur sampai yang kelas ciklit, meski merasa tersingkir, tapi saya berbesar hati saja jika keberadaan saya gak dianggap, lha mereka nerocosinnya hal yang memang saya tidak tahu dan saya pun tidak interest disitu, tapi hal itu tidak membebani saya justru sangat meringankan karena saya tidak perlu menjadi orang lain.
Pura-pura jadi korban, kepura-puraan yang satu ini membuat orang yang melakukannya selalu merasa bahwa hidup sangat tidak adil baginya. Orang seperti ini selalu merasa tidak memiliki pilihan dalam hidup. Dan untuk itu selalu ada pihak yang harus bertanggung jawab atas penderitaan hidupnya. Bawaannya mengeluh terus bukan hanya di hal-hal besar sampai di hal sepele pun, contohnya:” Kalau saja saya diberi kesempatan pasti saya bisa jauh lebih unggul, kalau saja bos bisa lebih objektif tentu sekarang saya yang naik jabatan, kalau saja mantan saya gak ketemu cewek brengsek itu tentu sekarang kami masih berbahagia bersama,” lagi-lagi kalau, kalau, kalau dan itu terus….padahal faktanya kita sendirilah sang troublemaker dari setiap masalah yang datang menimpa kita. Saya mengingatkan jangan berharap hidup ini menjadi seindah sinetron dimana kebetulan-kebetulan sangat mudah terjadi, jangan pula kita berharap jadi orang lain dan dengan senang hati mempertontonkan penderitaan yang kita buat-buat sendiri untuk mencari simpati dari orang lain, berada di dekat orang seperti ini saja membuat kita lelah karena energi negatif yang disebarkannya apalagi harus menjadi orang seperti ini. Merasa menjadi korban boleh-boleh saja apalagi jika pada kenyataannya seperti itu tapi jika kita terus-terusan berpura-pura jadi korban, jangan-jangan memang sepantasnya kita dikorbankan. Percayalah bahwa tidak ada hidup yang sempurna bagi semua orang, bila kita beruntung disatu hal bisa jadi juga kita kurang beruntung dalam hal yang lain jadi biarlah orang pun melihat hidup kita apa adanya ketika kita sedang banyak berkat, sukses dalan hal apa pun, saksikanlah bahwa Tuhan memang bekerja dalam hidup kita, dalam keadaan seperti ini jangan takut orang datang meminta pertolongan kita sehingga kita mesti berpura-pura memiliki ketidakmampuan.
Pura-pura minta dukungan, dalam banyak hal kita terlalu pusing dengan apa yang akan dikatakan orang lain. Pandangan orang lain dianggap begitu pentingnya sehingga kita sanggup mengorbankan keinginan diri sendiri. Kita selalu butuh dukungan orang lain mulai hal-hal yang sepele sampai yang paling prinsip. Misalnya mulai dari pilih belanjaan, pilih tempat kost, sampai memilih pasangan hidup. Kita selalu menggunakan patokan dari orang lain untuk membuat keputusan. Sangat menyedihkan, meski orang yang kita mintai dukungan itu orang yang kita cintai sekalipun, biasanya kalau sudah begini sedikit komentar miring langsung membuat kepala kita mendidih. Bukan berarti pendapat orang lain tidak penting hanya sedapat mungkin tolong dibedakan antara haus pujian atau memang sepantasnya kita mendapat pujian karena kita memang layak mendapatkannya. Tanpa bermaksud lain tetapi seharusnya diri kita sendirilah yang menjadi fokus dalam melakukan segala sesuatu terutama dengan hal-hal yang erat dengan kepentingan pribadi. Dan dalam prakteknya sejauh ini saya terbiasa mengambil keputusan sendiri tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan pikiran dewasa saya dan dengan mengingat norma serta kelaziman yang berlaku dalam masyarakat & budaya kita. Perlu ada keseimbangan antara melakukan apa yang sesungguhnya kita inginkan dengan apa yang dianggap ‘pantas’ oleh lingkungan diluar diri sendiri. Kita tidak selamanya harus menyenangkan orang lain, dan jadilah seperti apa adanya diri kita, belajarlah untuk menjadi permata bagi diri kita sendiri.
baca lebih lengkap...

Tidak semua lelaki bajingan....


Terakhir kali saya ke toko buku Gramedia, saya menuju ke bagian buku-buku psikologi dan saya temui sejumlah judul buku ‘based on true story’, tentang pengalaman orang-orang yang bertahan dari masalah dan akhirnya dimenangkan atas pergumulannya itu, saya sempat membaca sebuah kisah tentang pelecehan seksual yang dialami oleh seorang gadis yang dilakukan oleh ayahnya sendiri dan dialaminya semenjak dia berusia anak-anak, dimana dunianya seharusnya indah dan penuh warna tapi justru menjadi buram, dinodai oleh orang yang semestinya menjadi pelindungnya. Gadis ini sampai melakukan beberapa kali usaha bunuh diri, selalu gagal sampai pada akhirnya dia melihat sepasang kekasih yang sedang berduaan dan melihat tatapan penuh cinta dari sang pria kepada kekasihnya, hanya dari hal kecil seperti itu dia langsung punya harapan bahwa dia pun kelak akan bertemu dengan pria yang akan menatapnya dengan penuh cinta seperti itu. Dia percaya bahwa tidak semua pria sama.
Sebenarnya saya kasihan juga melihat pria-pria disamaratakan, jadi satu yang berbuat seolah-olah semua pria dimuka bumi ini sama brengsek adanya, sampai para wanita ini lupa bahwa ayah, saudara, kakek, paman kita pun kaum pria. Kalau kita mau membuka mata lebar-lebar banyak lho pria baik disekitar kita, ternyata ada beberapa alasan yang sering membuat kita menghakimi kaum pria ini, dan dengan melihat sekilas kelakuan yang seperti ini langsung deh kita jadi ‘judge Bao’
Semua pria suka wanita cantik dan mudah tergoda, itu sih memang bawaan alami seperti halnya juga para wanita menyukai pria ganteng, meski standar cantik atau ganteng itu sangat relatif dan berbeda dimata setiap orang tapi secara umum kalau wanita cantik banyak didefinisikan sebagai seseorang yang putih, mancung, langsing layaknya bintang iklan atau bintang sinetron, so kadang meski seorang wanita sangat menawan tapi dirinya merasa tidak sama dengan gambaran bintang sinetron dia langsung minder sendiri. Nah kalau wanita melihat pria ganteng barangkali tidak ada perubahan yang menonjol dari bahasa tubuhnya, seringkali cukup dilihat saja, tapi tidak sebaliknya. Pria melihat wanita cantik biasanya (eit, ini biasanya lho, red) jelalatan…ngeliat pun sampai ekor mata ikut berputar (saya tidak tahu bahasa pastinya, red) ditambah senyum-senyum sendiri, kadang malah diikuti decakan apalagi kalau lagi jalan bareng dengan sesamanya plus komentar dan cekikikan, otomatis…hal seperti itu membuat tidak nyaman bagi mahluk indah yang diamatinya maka serta merta keluar kata merdu: ‘brengsek’,nah lho! Padahal banyak juga pria yang kalau ketemu wanita cantik lempeng-lempeng saja tuh! Yang tidak tergiur dengan godaan dan bisa mencintai kekasihnya yang biasa-biasa dengan cara yang luar biasa, buka mata dan lihatlah pria-pria seperti ini mungkin jauh lebih banyak disekitar kita. Belum lagi berita para seleb pria yang meski sudah memiliki istri nan cantik dirumah tapi tetap tergiur untuk berselingkuh dengan orang lain, entah itu rekannya sesame artis atau pun penggemarnya yang tergila-gila kepadanya, semakin susah mematahkan anggapan pria brengsek jangan pakai patokan itu deh….terlalu jauh soalnya.
Banyak pria suka mencari alternatif, melihat kekasihnya dekat atau akrab dengan pria lain bisa membuat kaum pria mencak-mencak padahal dibelakang sang wanita si cowok juga berhubungan dengan beberapa wanita sekaligus dengan berbagai alibi mulai dari mencari yang paling cocok, yang paling ngerti, yang paling jodoh dan untuk ke semuanya itu malu mengakuinya bahwa itu cuma alasan dia saja untuk mencari kesenangan yang lain. Contoh kongkrit adalah kalau kita menyaksikan tayangan ‘Playboy’ kabel di SCTV, kadang saya kasihan juga sih karena sekilas mereka seperti dijebak, tapi kan kalau mereka memang cukup setia dengan kekasihnya tentu hal-hal yang memalukan yang terjadi ditayangan tersebut tidak akan terjadi, kalau sudah begini biasanya si wanita hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Tapi ternyata banyak juga ditemui keadaan yang sebaliknya dimana si wanita lah yang menduakan sang pria, mencabik-cabik setelah itu meninggalkannya belum berhenti sampai disitu masih mau mengajak berteman saja lagi, nah hal-hal begini juga yang merugikan kaumnya sendiri karena sesudah itu biasanya sang pria akan trauma dan cenderung membalas apa yang dilakukan mantannya kepada wanita yang baru ditemuinya, makanya kalau boleh saya menyerukan kepada kaum saya janganlah memulai menyakiti pria disisi kita apalagi jika dia adalah pria baik-baik, jagalah perasaannya sebaik kita menjaga perasaan kita sendiri, karena model pria seperti ini adalah mahluk langka yang memang harus dilestarikan dari kepunahan.
Pria sangat suka memanfaatkan ‘momen’, percaya nggak percaya jika jika ada pria yang baik-baikin wanita itu biasanya karena ada maunya, jarang yang tulus karena pertemanan apalagi persahabatan platonik. Saya pernah mengalaminya ketika duduk dibangku kuliah saya sering dibantu oleh sahabat saya untuk mengerjakan tugas, meski tugas kami sama bejibunnya tapi herannya dia selalu sempat juga untuk mengerjakan tugas saya, dia selalu membawakan makan siang untuk saya, saya sering risih juga dan pernah menanyakan langsung kepadanya apakah semuanya ini dalam rangka merebut hati saya? Tetapi dia dengan tegas mengatakan dia tidak punya perasaan apa pun, persahabatan kami terus berlangsung, bahkan jika kiriman uang dari ibu saya terlambat dia sering menanggulanginya dulu, lucunya pernah pada hari valentine 10 tahun lalu dia membelikan saya hadiah ‘piyama mandi’ karena dia miris melihat kebiasaan saya yang ‘berkeliaran” di kost-kostan hanya berbalutkan handuk selesai mandi, dia sering takut handuknya melorot, aduh so sweet…tapi semua itu berubah ketika ada orang lain yang mendekati saya, bawaan sahabat saya ini uring-uringan melulu jika bersinggungan dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan orang tersebut, malah nggak segan-segan dia menceritakan kekurangan orang tersebut (secara masih satu kampus, red) dan akhirnya dia meledak sendiri dengan membuat pengakuan: “Mei kamu itu emang guoblog apa gak punya hati sih, semua yang aku lakuin selama ini karena aku sayang kamu..!!”, nah syok banget deh saya, jadi selama ini saya pikir semuanya tulus atas nama persahabatan ternyata ada udang dibalik ‘bakwan’ ya? Setelah kejadian itu sahabat saya yang menjauh sendiri mungkin karena malu ya…padahal sayanya sih biasa-biasa saja dan berusaha memaklumi. Tapi banyak juga koq pria yang tulus dan malah diperalat oleh kaum wanita, entah itu karena ketidaktahuannya, ketulusannya atau justru karena memang maksud hatinya belum tercapai dan percaya bahwa kegigihannya itu akan membuahkan hasil pada suatu hari nanti, makanya jika anda ada ditempat baru dimanapun itu jika memerlukan sebisa mungkin minta pertolongan dahulu kepada kaum wanita, patut memang kita waspada dari pada memberikan kesempatan hal-hal yang tidak baik menghampiri kita. Yah, tulisan ini hanya sebagian kecil dari banyak hal yang membuat pandangan miring kepada kaum pria tapi sekali lagi kalau saya diijinkan menegaskan bahwa seperti halnya wanita, tidak semua pria sama, masih banyak pria baik dimuka bumi ini.
baca lebih lengkap...

Cinta monyetnya meina.....


Rasanya tiap orang pasti punya memoar tentang yang satu ini, kalau ada yang bilang tidak…wah perlu ditanyakan tentang kejujuran terhadap diri sendiri, karena kisah seperti ini dibumbui dengan banyak warna. Ada yang indah untuk dikenang tapi juga tak sedikit yang berujung dengan kekecewaan dan hal itu diperparah dengan timbulnya rasa sakit hati. Kenapa dikatakan dengan cinta monyet mungkin karena dilakukan oleh manusia yang masih bermentalitas anak-anak yang dengan mudahnya berpindah-pindah hati seperti layaknya monyet yang melompat-lompat berpindah pohon.
Pertama kali saya naksir seorang cowok waktu kelas satu SMP dan orang yang ‘malang’ itu adalah IP…ha...ha..saya katakan malang karena si IP ini harus jadi bulan-bulanan saya. Yah..secara saya baru ‘beuger’ pokoknya hari-hari itu yang ada di otak saya memang cuma si IP ini, seingat saya waktu itu saya ngecengin dia abis-abisan pokoknya kayak lagu ‘ingat kamu’nya Dina Mariana(yang ngetop pas jaman saya, red), dimanapun saya berada saya selalu cari telepon umum untuk nelpon si IP, gak kenal waktu dan tempat dan hal itu diperparah dengan salam-salam yang saya titipin ke semua teman IP, awalnya si IP ini cool saja dan seperti tidak menanggapi segala perasaan saya kepadanya, dan ketika IP sudah mulai menaruh sikap justru saya merasa bosan dan sudah ada kecengan baru yaitu BS.
Dengan BS ini yang saya dapat sangat jelas sampai sekarang, yaitu saya melatih mental juara saya..ha..ha…karena BS so sweet n begitu banyak teman seangkatan saya yang ngecengin dia. Mungkin sebenarnya perasaan saya biasa-biasa saja tapi semangat dari ‘pertandingan’ memperebutkan BS itu yang memacu adrenalin saya dan nuansa berkompetisinya itu lho….benar-benar membangkitkan semangat juang seorang ‘Meina’ muda. Ada-ada saja ide-ide seru yang tercetus untuk membuat BS mau melirik ke arah saya dan membuat para kompetitor naik darah bahkan waktu itu sampai saya menghalalkan segala cara, sampai yang agak ‘keji’ sekalipun, bahkan ketika pun ada seorang teman yang meng’klaim bahwa dia adalah ceweknya BS usaha saya tidak berhenti sampai disitu, sumpah kalau saya ingat sekarang idiiih deh Meina malu-maluin buaanget! Dan benar ketika si BS dan ceweknya waktu itu N bubar, saya juga malas melakukan apapun untuk menarik perhatiannya bahkan pergi jauh-jauh sampai saya dibrengsek-brengsekin BS karena dia sudah terlanjur jatuh hati..so what?
Lepas dari itu saya naksir berat ke anak sekolah tetangga, di kota asal saya SMPN 1 & 2 letaknya memang bersebelahan, saya bersekolah di SMP 1, sekolah kami cuma terpisah oleh tembok, dan untuk melihat murid-murid di sekolah sebelah kami sering memanfaatkan bak air sebagai pijakan, kebetulan kelasnya waktu itu cuma dibalik bak air yang sering saya panjat itu, tak berhenti melihatnya setiap hari dari balik tembok tapi saya yang penasaran juga ‘hunting’ segala informasi tentang dirinya. Namanya AF, lain orang lain pesonanya dan AF juga punya dayatarik tersendiri yang berbeda dengan para ‘pendahulunya’. Saya cukup melihatnya saja sudah senang tanpa perlu melakukan apapun. Benar-benar deh dari mata turun ke hati…AF ini satu angkatan diatas saya, setelah SMU kami satu sekolah dan menjadi sahabat baik. Perasaan saya pada AF tidak pernah saya umbar leat bahasa tubuh ataupun bahasa verbal, semua saya rasakan sendiri, untuk saya curhat pun tidak, ga tahu kenapa tapi ternyata menyukai AF secara diam-diam saja sudah membuat saya merasa hangat dan nyaman jadi pikir saya buat apa saya harus berbuat lebih.
Inilah cinta monyet saya yang pasti paling di ingat terutama oleh orang lain, oleh teman-teman seangkatan, bahkan adik kelas, guru-guru saya, malah keluarga juga. Dan secara jujur juga sampai sekarang saya tidak mengingkari kebenaran cerita itu, karena memang hanya tinggal cerita yang tertoreh ketika saya ada di usia remaja. Ceritanya saya duduk di kelas 1 SMU saya tertarik dengan anak kelas sebelah. Its because he very smart!! Dimata saya sedari dulu cowok-cowok smart selalu mempunyai nilai lebih, dan pinternya si YA membuat saya naksir abis, tapi namanya juga cinta monyet ada satu hal yang YA katakan dan membuat hati saya waktu itu ‘kepenthok’ lalu pelan-pelan menjauh sendiri. Dan entah kenapa waktu itu saya tidak berani bilang saja apa sebenarnya yang menjadi ganjalan saya karena hal itu pasti mempengaruhi cara pandang YA kepada saya sampai sekarang. Hal itu menjadi berat bukan karena saya masih ada rasa tapi lebih karena YA ini teman satu angkatan saya, dan angkatan saya ini begitu kompaknya merncanakan banyak hal di masa depan dan saya ingin ketika saya berjumpa YA semuanya berlangsung wajar seperti halnya ketika bertemu teman yang lainnya tanpa ada perasaan canggung sama sekali. YA menjadi penutup dari kisah cinta monyet saya karena setelah itu saya lebih suka main kesana-kemari dengan teman-teman satu gank yang semuanya adalah perempuan.
Di tahun 2008 lalu sewaktu saya pulang kampung mengunjungi kota kelahiran saya, tanpa sengaja saya bertemu dengan IP, BS, AF dan kontak dengan YA via telepon, mereka berempat belum menikah, masih asyik melajang…mereka jauh lebih mempesona setelah menjadi pria dewasa tapi dalam kamus kehidupan yang saya jalani saya tidak mengenal istilah CLBK atau Cinta Lama Bersemi Kembali, meski setiap dari mereka pun memuji penampilan saya yang sekarang tapi saya yakin mereka pun sudah menemukan cinta yang sesungguhnya dalam hidup mereka, dan cinta monyet hanya jadi kisah yang akhirnya membuat saya bersyukur karena saya pun ‘pernah muda’ penuh dengan semangat, dan tersenyum bahwa satu fase telah sukses saya lewati dan saya mantap untuk melangkah dalam cinta ‘dewasa’ yang tengah saya jalani.
baca lebih lengkap...

Saya tidak berkepentingan apapun....


Sudah beberapa kali saya gagal melakukan posting artikel baru dalam blog saya hanya karena saya menulis artikel tentang Israel dan agresi militernya yang sampai sekarang masih berlangsung di jalur Gaza. Memang selama saya memiliki blog yang berisi konten pribadi ini, saya juga punya ‘tim editor’ yang saya persilahkan membaca lebih dulu artikel yang saya buat, yah komentar yang selama ini saya dapat datar & kebanyakan seperti : jelek, bosenin, ngantukin dan kata-kata lain yang sebangsanya, dan bagi saya itu kedengaran seperti:”boleh, koq! Atau menjadi:”posting aja deh!!”. Tapi tidak untuk artikel saya yang saya tulis mengenai ‘Israeli attack’.
Artikel itu saya buat sebagai wujud kepedulian bahwa saya juga adalah warga dunia yang peduli dengan keadaan yang sedang terjadi dan meski tidak bisa bergerak, tapi juga tidak mau tinggal diam melihat peperangan dan akibat yang ditimbulkannya. Tapi reaksi atas tulisan saya di luar dugaan, sejumlah komentar tanpa teding aling2 langsung meluncur…saaap.. ke telinga saya yang membuat saya mendidih, memang saya belum menjadi ahli politikus luar negeri yang bisa berkomentar secermat mungkin dalam menyikapi konflik yang sedang terjadi, bayangkan saja ketika tulisan saya pertama kali selesai dibuat, seorang mengkomentari bahwa saya pro ke salah satu pihak, saya pun merevisi ulang tulisan saya, pun saya malah dianggap memutarbalikan sejarah yang selama ini ada. Akhirnya tulisan itu dibuat dan tidak pernah saya publish hanya sampai pada draft saja, untuk arsip bahwa saya pun ‘pernah’ berani menuliskan apa yang saya pikir benar meski akhirnya itu hanya menjadi konsumsi saya pribadi. Dan karena sibuk ngutak-atik artikel yang satu itu sampai artikel2 yang lain pun terabaikan, diam dan membeku dalam flash milik saya.
Benar jika saya dikatakan kalau pro pada salah satu pihak, dan pihak itu adalah ‘para korban perang yang sampai sekarang jumlahnya terus bertambah. Korban yang adalah warga sipil, terutama orang2 tua, kaum wanita dan anak. Hati saya miris melihat tayangan di televisi, mayat2 dijajar2kan terutama ketika saya melihat wajah2 belia, yang mungkin 15-20 tahun mendatang mereka bisa menjadi peneliti, penemu obat kanker, presiden, miss universe, atau apa pun yang mereka bisa lakukan nanti, masa depan yang begitu indah terhampar di depan terenggut paksa oleh peperangan. Juga dengan jenazah para ibu, yang mungkin meninggalkan putra-putri yang masih perlu bimbingan ibunya untuk bertumbuh, masih perlu dekapan hangat dan kelembutan kasih sayang serta penjagaannya tapi harus menjadi anak2 piatu. Belum lagi para korban luka yang kehilangan anggota tubuhnya, bayangkan jika kaki sebelah kram saja rasanya kita kelabakan, apalagi jika memang harus kehilangan sebelah kaki.
Lalu pertama kali saya pikir serangan Israel sungguh tidak berimbang, karena mereka dipersenjatai dengan tehnologi berakurasi tinggi, tapi meski dengan dengan roket yang ‘ketinggalan’ kita tidak bisa memandang sebelah mata pada kekuatan Hamas karena dalam segala keterbatasannya mereka punya semangat yang luar biasa dan tidak mudah mematahkannya meski dengan tehnonoli tercanggih sekali pun. Malah kelihatannya Israel sekarang ngos2an & malah kelihatan kalah gertak deh menghadapi pejuang Hamas yang dengan persenjataan apa adanya terus melaju dalam pertahanannya menghadapi gempuran Israel yang jauh lebih canggih.
Saya juga menyayangkan sikap bangsa Israel yang menonton pengeboman2 dan mengelu-elukan serangan tentara mereka karena alangkah baiknya jika mereka yang notabene adalah sesama manusia terlebih lagi bangsa serumpun bisa bersikap lebih arif dengan ikut menyerukan untuk menghentikan aksi penyerangan ini, coba seandainya mereka yang mengalami apa yang saat ini dirasakan rakyat Palestina…
Rupanya juga kedua bangsa ini sama2 keras kepala dengan menolak gencatan senjata yang ditawarkan oleh Dewan Keamanan PBB dan berbagai negara yang siap memfasilitasinya selama 60 tahun konflik telah mendera dan belum kelihatan ada akhirnya, dan untuk menyelesaikan persoalan yang mendera selama bertahun2 sudah jelas hanya jalan kompromi yang bisa ditempuh, itu berarti Israel memang harus merangkul hamas secara politik dan siap berurusan lebih dalam dengan organisasi ini serta siap untuk duduk membahas mengenai wilayah, keamanan, status Jerusalem, pengungsi Palestina, menngurai persoalan dan mencari solusi atas semua masalah bersama.
Saya juga mendukung aksi2 damai di negeri kita yang menyerukan Israel agar menghentikan serangannya atas Gaza, tapi tetap kita juga harus fokus terhadap persoalan yang masing2 kita sedang hadapi, terutama masalah pokok bangsa kita, jangan teralih hanya karena sibuk dengan urusan negara lain yang berdalih kemanusiaan dan salut untuk bangsa Indonesia yang dalam minggu pertama Agresi saja sudah mengirim tim kemanusiaan yang terdiri atas dokter, perawat, relawan sejumlah 15 orang, obat2an senilai 2 milyar rupiah dan uang sejumlah $1 juta. Mari kita doakan semoga mereka bisa melaksanakan tugasnya sebaik dan setulus mungkin. Dan kalau membantu negara lain bisa secepat itu, semoga kalau ada bencana di negeri sendiri bisa lebih cepat lagi menurunkan bantuan.
Dan kalau ada yang ingin saya putar balik itu adalah ‘waktu’ saya berharap bisa kembali ke saat2 di mana tanah perjanjian itu damai seperti dulu.
baca lebih lengkap...

Belajar dari kegagalan


Dalam proses introspeksi diri (baca: perenungan) saya akhir tahun lalu, saya harus mengakui bahwa dalam perjalanan hidup saya tahun lalu lebih banyak menemui kegagalan dari pada keberhasilan, dan tolak ukur yang saya pakai untuk menilai gagal atau suksesnya adalah target yang saya buat sendiri pada awal tahun sebelumnya.
Dan hidup adalah sebuah proses yang akan tetap kita lewati tahap demi tahap, kalo boleh mencari teman…. siapa sih yang dalam hidup ini tidak pernah gagal? Dan gagal itu bersinggungan dengan banyak hal bisa gagal dalam percintaan, pekerjaan, bisnis, rumah tangga atau pun gagal dalam hal2 sepele yang kita temui setiap hari. Memang kalo kegagalannya dalam hal kecil, tentu dengan mudah banyak di antara kita yang dengan mudah dapat langsung memperbaiki penyebab kegagalan dan dengan mulus melenggang menuju keberhasilan. Dan banyak juga yang menjadikan kegagalan tadi sebagai cambuk menuju keberhasilan. Seorang Meina sangat jelas berulang kali gagal dan saya sangat bersyukur juga bahwa sampai hari ini saya selalu bisa bangkit dan berdiri meninggalkan tiap kegagalan itu, meski langkah saya juga banyak kali tertatih2, pun orang-orang sukses pun kerap mengalaminya, hal ini saya baca dari buku-buku biografi orang-orang terkenal, Bill Gates yang adalah bos Microsoft mengalaminya, Thomas Alfa Edison harus mengulang ribuan kali percobaan sebelum akhirnya menemukan bola lampu, orang sekaliber Donal Trump yang dikenal sebagai seorang raja real estate pun berapa kali hampir dinyatakan pailit tapi itulah bahwa hanya orang-orang yang mau belajar dari kegagalannya dan bangkit akhirnya keluar menjadi orang sukses. Sedangkan dalam film2 superhero sekelas Superman, Batman, Fantastic4, selalu digambarkan kalah dulu dan akhirnya menang, pun penonton bersorak horee..…apalagi hidup kita yang penuh realita ini, bayangkan gegap gempita yang akan kita rasakan bila kita yang berhasil menang atas semua tantangan hidup ini.
Gawatnya banyak diantara kita yang tidak tahu bahwa kegagalan itu kerap datang karena kita kerap memikirkan kegagalan itu dan percaya bahwa kegagalanlah yang akan kita dapat, padahal kita punya kemampuan yang lebih dalam menghadapi tantangan, malah orang dengan kemampuan biasa2 dapat berhasil karena dia percaya pada keberhasilan yang menantinya.
Memang saat kita gagal, hal yang pertama kita rasa adalah kecewa dan berkecil hati, seolah kita tidak dapat menerima keadaan, pada saat seperti ini memang kita tidak bisa langsung bangkit, saran saya jangan pernah berusaha melawan perasaan seperti ini, biarkan perasaan itu menguasai anda dan dari situlah nanti kita temukan titik balik untuk bangkit. Pada saat seperti ini juga jangan menanggung semua beban sendiri, sangat baik bila kita punya someone to share, berceritalah kepada orang lain yang kita percaya karena hal itu bisa membuat beban yang kita tanggung sedikit berkurang, ada baiknya juga bila anda mau minta dan mendengarkan saran dari mereka.
Meski saya menyarankan agar kita jangan melawan perasaan yang datang ketika kita gagal tapi itu tidak berarti kita tinggal diam, tetap beraktifitas seperti biasa dan paculah semangat kita untuk terus melanjutkan hidup dan tetap juga berhubungan dengan orang disekitar kita yang tahu kegagalan kita secara normal, tetap berjiwa besar untuk mau mendengar apa pun kritikan atau malah ejekan dari mereka, jangan anggap itu sebagai masalah baru, karena dari situlah kita bisa temui kekurangan kita.
Jangan buru-buru patah semangat dan jera setelah kegagalan menghampiri kita. Kita semua ingin berhasil, dan semua orang tahu bahwa berhasil tidak sama dengan tidak pernah gagal karena mungkin saja satu-satunya jalan untuk berhasil adalah dengan gagal berulangkali. Menjadi juara juga bukan berarti tidak pernah kalah, semuanya melalui proses yang pasti akan kita lewati. Bagaimana sikap kita menghadapi kegagalan inilah yang pada akhirnya menentukan hidup kita. Jika kita berjiwa besar untuk menerima dan belajar dari kegagalan itu maka kita akan menuai kesuksesan. Sebaliknya jika kita berjiwa kecil, cenderung mengkambinghitamkan orang lain, menjadi putus asa dan frustasi, sangat tepat jika julukan ‘looser’ ditujukan kepada kita. Jika hari-hari ini hidup kita sedang menjalani saat tersulit karena kegagalan yang terjadi dalam hidup kita pastikan kita tidak menyerah dan teruslah melangkah memperjuangkan apa yang ingin kita capai, jadi selamat belajar….dari kegagalan kita masing2 tentunya.
baca lebih lengkap...

Pengharapan itu tidak pernah mengecewakan


Kita telah berada di tahun 2009, awal yang baru untuk perjalanan hidup kita, saya memulai langkah saya dengan optimis meski berbagai krisis menghadang, saya ingat ketika masuk tahun 2008, tahun itu disambut dengan hujan keras, bahkan pesta kembang api yang direncanakan untuk memeriahkan acara pisah tahun itu hampir batal saking derasnya hujan, pun selama satu minggu penuh hujan, sepertinya alam pun hendak memberitahu tentang perjalanan saya di tahun itu yang penuh dengan airmata dan saya bersyukur kita menyambut tahun 2009 pada malam perpisahan tahun bahkan sampai esok harinya bahkan beberapa hari sesudahnya langit tetap cerah dan saya percaya alam memberitahu bahwa tahun ini pasti jadi tahun yang cerah, yang sangat baik buat saya dan menjadi tahun yang penuh rahmat bagi seluruh umat manusia, dan saya juga mengaminkan itu.
Awal tahun selalu identik dengan pembuatan program kerja dan penetapan target. Perusahaan, pemerintahan, organisasi2, bahkan saya pun sudah mempunyai program dan sasaran yang hendak saya capai sepanjang tahun ini. Meski banyak kali saya berkata bahwa hidup saya mengalir seperti air tapi bukannya kita lebih baik bila kita tidak sampai terhanyut karena kebiasaan saya setelah secara teratur mengatur target hidup saya menjadi jauh lebih baik dibanding ketika saya hanya sekedar menjalani hidup ini. Jika kita tahu apa yang kita targetkan maka dalam hidup usaha kita akan lebih maksimal terutama untuk mencapai target dan kita akan bisa lebih menghargai waktu, kita akan merasakan betapa sia-sianya melewatkan waktu tanpa berbuat apa pun. Target menolong kita untuk mengukur pencapaian diri kita.
Sebagai pribadi, mungkin terlalu ekstrim juga saya menuliskan kata target, tapi saya mencoba melakukan pendekatan dan kata ‘pengharapan’ saya rasa bisa melunakkan dan melembutkan kata yang saya pakai sebelumnya. Percayakah anda bahwa pengharapan itu sebenarnya begitu dekat dengan setiap kita. Anda pernah mengikuti acara reality show di jaringan televisi luar negeri yaitu ‘the survivor’ yang mempunyai tantangan untuk tetap bertahan hidup meski di kondisi alam seperti apa pun, di Negara mana pun, meski tanpa uang sepeser pun, dan mereka pun harus saling mengalahkan satu sama lain bahkan tak jarang mereka bersikap kasar untuk menjatuhkan mental lawannya, lalu apa yang membuat mereka tetap bertahan meski kadang kita yang menonton berpikir kalau mereka bakal menyerah…yah betul sekali hadiah sebesar $ 1 juta dan plus-plus lain dari sponsor yang membuat mereka tetap bertahan.
Seperti itulah gambaran dari pengharapan, saya rasa jika tidak ada hadiah sebesar itu mereka tidak akan mau berbodoh2 diri untuk hidup menggelandang karena mereka tidak punya pengharapan. Karena pengharapan itu mereka melawan keterbatasan mereka, mereka mengalahkan rasa sakit, rasa takut, rasa malu, rasa ketidakmauan. Pengharapanlah yang membuat seorang ayah terus bekerja dan melakukan pengorbanan yang luar biasa demi masa depan anak-anaknya. Pengharapan juga yang membuat seorang ibu terus berdoa dan berpuasa demi perubahan pada diri anak2nya. Pengharapan juga yang membuat anak2 di pedalaman rela berjalan berkilo2 jauhnya untuk menuju ke sekolah mereka karena mereka berharap dapat menjadi lebih pandai lagi. Pengharapan juga yang membuat seorang wanita tetap setia pada kekasihnya yang jauh meski banyak godaan dan tawaran yang kasat mata jauh lebih baik dari pada kekasihnya itu. Pengharapan juga yang menghantar seorang guru mau melayani di pedalaman, mereka ingin memajukan pendidikan bahkan hingga ke ujung bumi. Pengharapan juga yang membuat seorang petani tetap menanam dan menaburkan benih, mereka ingin tetap memperoleh hasil meski di musim paceklik sekalipun. Pengharapan juga yang membuat para aktifis turun ke jalan dan melakukan orasi, mereka memperjuangkan nasib bangsa yang lebih baik. Pengharapan juga yang membuat Negara ini ditengah ketidakpastian pun kembali menyelenggarakan pemilu, karena ingin memperoleh figur-figur yang sungguh-sungguh mau mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pengharapan itu juga yang membuat sampai saat ini saya terus berusaha untuk meraih masa depan yang lebih baik dan berusaha mencapai kebahagiaan yang saya inginkan. Pengharapan itu semua yang membuat sampai saat ini kita masih percaya dan terus berdoa memohon diberi kekuatan oleh Tuhan YME, seluruhnya karena pengharapan. Pengharapan sesungguhnya sudah ada di tangan kita tinggal bagaimana pilihan kita apakah akan menggenggamnya erat dan mengantarkannya pada kesuksesan atau malah melepaskannya dan membiarkannya berlalu dan ingatlah untuk jangan pernah berharap pada manusia, berharaplah hanya kepada Tuhan.
baca lebih lengkap...