Tiada lagi celetukan..'githu aja koq repot'...


Innalillahi wa inna illaihi rojiun…telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Bangsa..Guru Besar.. Presiden RI ke empat..Politikus Nyentrik atau apa pun julukan beliau..pada hari ini, Rabu, 30 Desember 2009 jam 18.45 WIB, saya terkejut mendengarnya (saya tahu dari sejumlah sms yang masuk ke HP saya, red) karena dua hari sebelumnya media mengabarkan kesehatan beliau membaik.
Teringat celetukannya,’githu aja koq repot!!!!’ yang kerap menyemangati saya pribadi untuk tetap tersenyum meski beban berat tengah mendera. Pun di masa kepemimpinannya gaji PNS kerap naik sehingga saya ikut bahagia karena orangtua dirumah banyak tersenyum karena merasa sering ‘ketiban duren’, mulai jaman kepimpinan beliau rasanya anggapan bahwa gaji PNS kecil pun perlahan sirna karena tak terhenti sampai disitu kesejahteraan keluarga PNS terus di upgrade. Dan yang paling wueeedun..adalah ketika beliau menawarkan Papua untuk merdeka…ha..ha..ha..saya yang emang gak tahu politik ya Cuma bisa ketawa-ketawa aja, banyak orang beranggapan dia sudah gila berat karena mau melepas ‘tambang berlian’ Indonesia, tapi buat saya bisa jadi itu malah sebaliknya..selain sangat demokratis, beliau mungkin saja jenius dan punya intuisi..tapi syukur juga semua itu hanya sebatas wacana…dan sampai hari ini Papua masih masuk kedaulatan bangsa kita..
Di masa hidupnya Gus Dur menjadi sangat kontroversial hal itu disebabkan pemikirannya, dan segala keputusannya yang dianggap ‘nyleneh’ oleh banyak orang. Dari awalnya kelahirannya Gus Dur memang diciptakan untuk berbeda. Bagi sebagian orang, terutama tipe pekerja keras dan disiplin Gus Dur adalah contoh paling valid bahwa dunia tidak berputar linear. Life is not fair begitu kata orang. Pada masa belia saat orang-orang seusianya belajar menghapal aturan-aturan fiqh yang baku ia malah asik melahap buku-buku yang oleh sebagian orang diharamkan untuk dibaca. Saat berada diluar negeri dengan ijin kuliah, waktunya malah lebih banyak dihabiskan diwarung kopi, kongkow dengan orang-orang underground musuh penguasa. Saat Sebagian ulama kerepotan membimbing umat, Gus Dur memilih menjadi komentator sepakbola dan film. Soeharto pernah disebutnya sebagai satu-satunya musuh, tapi pada saat yang sama dia menyatakan Tutut adalah calon pemimpin masa depan. Saat sebagian orang masih merinding mendengar kata ’PKI’ Gus Dur merehabilitasi orang-orang yang diduga terlibat Gestapu. Saat orang-orang Cina banyak dimusuhi, Gus Dur mengaku menjadi Bapak angkat mereka. Saat Inul dicaci maki, Gus Dur bilang goyang ngebor bukan masalah yang perlu diributkan. Dari sini bisa ditarik kesimpulan, jika anda dimusuhi orang banyak berlindunglah kepada Gus Dur.
Paradoks, kontradiksi, kejanggalan dan inkonsistensi adalah nama tengah Gus Dur dan itu mengantarkannya menjadi Presiden! Sebuah prestasi yang tidak bisa dihapus sejarah.
Pada saat semua partai berbenah menyambut pesta demokrasi 2009, Gus Dur malah berulah dengan memecat Ketua Umum PKB. Setelah era Matori dan Alwi hal ini rupanya semakin menguatkan dugaan orang bahwa PKB adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah PKB. Maka saya sangat tidak mengerti jika ada orang-orang yang ingin menegakan demokrasi di PKB. Dari awal kelahirannya PKB sudah cacat demokrasi. Alasannya, demokrasi tak pernah cocok dengan Gus Dur. Pertengahan 90-an saat Gus Dur mendapatkan kehormatan dengan gelar Panglima Demokrasi, hal yang sebenarnya terjadi adalah Gus Dur menunggangi demokrasi untuk sebuah agenda yang anti demokrasi. Dan hanya untuk hal ini Gus Dur sangat konsisten.
Saat Gus Dur keluar terusir dari Istana, dia memilih keluar dengan menggunakan (maaf) kolor (saya bersyukur warnanya bukan Ijo). Dia terusir dengan tidak hormat, dituduh maling! dan saya ingat betul siapa orang-orang yang demikian getol meneliti dan menginvestigasi kasus itu sehingga keluar sebuah kalimat sakti „Gus Dur patut diduga terlibat…“. Sebagian orang-orang itu sekarang masih menjadi menteri. Hartanya pasti sudah berlipat-lipat. Padahal dalam operasi bilangan, kelipatan biasa digunakan untuk perkalian akar pangkat. Sementara tabungan gaji menteri hanya bisa dipahami dengan operasi penjumlahan. Jika anda pusing, sekali-sekali tanyakan kepada KPK.
Dengan kapasitas moral yang demikian besar yang dipunyai para bandit senayan, mereka cukup meyakinkan masyarakat bahwa Gus Dur bersama tukang pijatnya berkolaborasi membobol uang negara. Jika anda ingat jumlahnya, jauh dibawah yang digondol Wijanarko. Kini, PDIP mengaku partai paling oposisi. Bahkan sebelum pemerintah sempat mengeluarkan sepatahkatapun PDIP akan segera menimpalinya „No!“. Maka sekarang lah saat yang tepat bagi SBY memuji Megawati sebagai pemimpin yang sukses, meski hanya 2 tahun memimpin.
Pemilu 1999 menempatkan Indonesia menjadi negara besar ketiga yang sukses membangun demokrasi. Konon hanya kalah oleh Amerika Serikat dan India. Indonesia mendapat pujian berbunga-bunga dari seluruh dunia sebagai bangsa besar dengan demokrasi yang cantik dan molek (karena gemuk) bahkan genit (perhatikan saja iklan pilkada di TV) namun diam-diam hal yang luar biasa sesungguhnya tengah terjadi dan kita nyaris menganggapnya tidak ada hubungannya dengan Demokrasi.
Setelah era Orde Lama tahun 1965, tak pernah ada pemandangan rakyat antri semua jenis kebutuhan dasar. Tapi kini sempat kita saksikan pemandangan jerigen berjejer hampir satu kilometer! Harga seliter minyak tanah lebih mahal dari Pertamax! Inilah era pemecahan rekor besar-besaran! Lihatlah faktanya seorang mentri yang juga pengusaha menjadi orang terkaya di Indonesia saat menjadi menteri koordinator kesejahteraan rakyat. Dia berhasil menjalankan tugasnya dengan sangat 'sempurna' Semua jenis komoditas naik kepuncak tertinggi hampir bersamaan. Angka kemiskinan dan pengangguran terus diperdebatkan namun orang menjadi gila dan bunuh diri hampir terjadi setiap hari. Subsidi energi, bunga hutang, dan belanja aparat Negara menghabiskan 70% APBN. Semua ini benar-benar terjadi dalam bingkai Demokrasi yang cantik dan seksi!
Bagi saya yang dibesarkan dengan romantisme Nahdlatul Oelama, Gus Dur adalah manifestasi ideal dari pemimpin di era krisis. Pemimpin yang berani keluar dari kungkungan sistem dan berani mengambil resiko. Tak peduli sistem itu nyaris di kultuskan sebagian besar orang di Dunia, What the hell about democracy, jika demokrasi hanya menghantarkan rakyat keujung neraka. Begitu kira-kira.
Di tengah-tengah caruk-marutnya Negara kita saat ini tokoh seperti Gus Dur sebenarnya masih sangat diperlukan untuk turun sumbangsih memberikan pemikiran dan karya bagi masa depan bangsa yang lebih baik atau setidaknya sikap nyentriknya bisa membuat seluruh elemen bangsa ini tetap tersenyum dengan mudah disaat biaya entertainment untuk pribadi sudah tidak ada lagi saking tingginya biaya hidup saat ini, namun Allah SWT berkehendak lain, Dia telah memanggil pulang salah satu pemimpin bangsa ini. Selamat Jalan Gus Dur, kami semua percaya engkau mendapat tempat terbaik disisiNya, di sebuah tempat yang kami semua rindukan, karena disanalah negeri kedamaian berada, tanpa huru-hara..tanpa kepura-puraan..tanpa kemiskinan..dan pastinya tanpa korupsi…Biar kami semua generasi saat ini yang mencatat kisahmu dan akan kami dongengkan kembali kepada anak cucu kami….sekali lagi..selamat jalan…

Meina Ira…
Penulis..bukan Politikus...
baca lebih lengkap...

Mom is Superwoman


Bangsa Indonesia secara bersamaan pada tanggal 22 Desember ini merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day, hal ini menjadi bukti bahwa begitu istimewanya menjadi seorang ibu. Sungguh karunia yang luar biasa dari Tuhan YME ketika dia memberi rahim pada seorang wanita terlebih lagi ketika mengisinya dengan janin yang kelak akan memanggilnya dengan ‘IBU’…..
Di awali dari masa seperti ini seorang ibu mulai memainkan banyak peranan, dimulai dengan peran seorang pejuang karena dia akan menjaga keselamatan kandungannya selama 9 bulan, menghadapi kematian untuk melihat wajah putranya dan mendengarkan tangisannya yang nyaring untuk pertama kalinya.
Dalam tubuh yang mungil tiada berdaya, seorang ibu menjadi sumber kehidupan sekaligus malaikat penjaga bagi bayinya. Ketika sang bayi sakit dan rewel, ibu seperti seorang penterjemah yang mampu mengartikan kesakitan putranya. Saat bayi belajar jalan, seorang ibu menjadi personal trainer karena hanya dia yang dengan sabar menuntun langkah kita. Ibu pun menjadi seorang guru karena beliaulah yang pertama kali memberikan didikan dan menanamkan nilai-nilai kepada kita putra-putrinya. Seorang ibu pun bisa menjadi seorang polisi, dia menjaga kita dari berbagai ancaman. Seorang ibu pun adalah gembala karena mereka mengiring kita selalu ke masa depan yang mereka yakini lebih baik darimasa yang mereka lalui. Seorang ibu juga seorang motivator besar, tidak peduli selelah apapun mereka, jika kita datang dengan sejuta persoalan, ibu mampu membangkitkan semangat kita kembali. Dan yang pasti seorang ibu adalah “kekasih” sejati, mereka akan setia mendampingi kita, seperti apa pun keadaan kita, ibu tidak akan meninggalkan kita. Dia dengan kokoh akan menggenggam tangan kita, memberikan pelukan dan ciuman hingga akhir hayatnya.
Begitu kompleksnya peran seorang ibu, begitu bergantungnya kehidupan ini pada seseorang yang disebut ibu hingga pertanyaan kemudian muncul sudah seberapakah penghormatan yang kita berikan kepada ibu? Di salah satu televisi swasta dirayakan dengan meriah perayaan Hari Ibu, dengan menampilkan sejumlah artis papan atas, dan semua tahu pasti betapa besar anggaran untuk acara seperti itu. Sementara di luar sana begitu banyak ibu-ibu dari ekonomi bawah yang mungkin menunggu untuk dapat perhatian agar mereka pun dapat memberdayakan diri mereka sendiri. Mungkin dapat menjadi masukkan bagi pihak-pihak yang berwenang, yang mengadakan perayaan hari ibu alangkah lebih baiknya jika acara Hari Ibu diadakan dengan mengadakan kegiatan yang mengupgrade sumber daya seorang ibu terutama para ibu dari kelas sosial bawah.
Hari-hari ini tekanan ekonomi begitu besar dan banyak para ibu yang terkena dampaknya karena sebagai pendamping suami dia harus bisa mencukupkan dan menerima apapun yang suaminya berikan dan mengelolanya, inilah peranan ibu sebagai seorang manajer pun dia harus mengambil banyak keputusan sendiri karena sang ayah fokus kepada tugasnya mencari nafkah, makin bertumpuklah sudah tugas seorang ibu. Tak heran jika banyak berita yang kita simak di televisi bahwa sejumlah ibu stress bahkan nekat mengakhiri hidupnya karena tekanan ekonomi, tragis…
Hak-hak dan perlindungan bagi seorang ibu sebaiknya diberikan Negara sejak mereka mulai mengandung, sebagai contoh : di beberapa Negara membebaskan biaya pemeriksaan kehamilan bagi para warganya yang mengandung, dengan demikian para ibu terutama yang tidak mampu tidak sungkan untuk melakukan pemeriksaan dan itu berarti menekan resiko kematian ibu pasca persalinan karena sedari awal para medis sudah bisa mendeteksi kelainan bawaan kehamilan bahkan sejumlah Negara di Eropa membebaskan biaya persalinan bagi warganya hal seperti ini tentu saja membuat para ibu merasa sangat istimewa. Dan dilanjutkan dengan program yang mengembangkan sumber daya tiap ibu sehingga terciptalah potensi yang dinamis dan secara otomatis itu turut serta memajukan bangsa.
Tidak berlebihan jika saya mengatakan seperti itu karena pada saat ini, pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan masih berada di tangan para ibu. Ibu yang kuat menjadi cerminan anak yang kuat, ibu yang cerdas pasti mendidik anak dengan cerdas pula, tanpa memandang latar belakang profesi maupun status ekonomi ibu, itu sebabnya potensi ibu adalah aset bangsa yang harus tetap dijaga dan diberdayakan untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Wow..bukan main betapa luar biasanya seorang ‘IBU’ bukan? Bagaimana dengan anda? Ingatlah kapan terakhir kita menelponnya? Mengunjunginya dan membawakan kue kesukaannya? Memeluknya dan menciumnya sambil berkata bahwa kita begitu merindukannya? Tidak ingat? Mungkin begitu padatnya kesibukan kita setelah dewasa banyak kesempatan kita lewatkan untuk bisa menghabiskan waktu kita bersama ibu, tetapi ingatlah bahwa hidup ini begitu singkat dan waktu-waktu sangat berharga untuk melewatkan begitu saja kesempatan bersamanya seperti halnya ketika dia enggan melewatkan waktu menatap kita di mana kita tumbuh dari bayi menjadi anak dan terus ingin bersama kita meski kita telah tumbuh dewasa dan memilih berjalan bersama teman-teman kita.
Ayo cari dia dan katakanlah betapa kita mencintainya..betapa berartinya segala yang dia lakukan untuk kita…betapa kita bukan apa-apa tanpanya..jika anda rasa itu berlebihan.. setidaknya jangan lupa untuk selalu sisipkan namanya dalam doa kita setiap malam..

Ditulis untuk seluruh ibu di dunia karena kalian sangat luar biasa….
Juga untuk para ayah yang tak lelah menopang sang ibu…
Sangat special untuk seluruh pribadi yang mengasihi ibunya..
Meina Ira
baca lebih lengkap...