Dulu aku pun tak dianggap 'cantik'


Semua orang pasti ingin tampil lebih baik. Dulu saya merasa ada yang salah dengan kecantikan, dulu saya adalah pribadi yang paling mencibir dengan hal-hal yang berbau-bau kecantikan. Saya akan ceritakan bagaimana saya dulu…. Ketika saya pergi kumpul-kumpul dengan teman-teman masa sekolah, mereka selalu bilang..”mei dulu kamu ngga banget, dulu kamu gak masuk nominasi” aduh rasanya sedih gak karuan karena itu berarti dulu untuk melihat saya pun mereka rasanya malas.
Saya dikaruniai wajah yang biasa-biasa saja, tidak semenarik Agnes Monica namun tidak pula membuat orang tersenyum seperti halnya Omaswati, singkat kata saya Standar. Namun berat badan saya diusia remaja yang over weight membuat saya nampak seperti karung beras, apalagi di usia remaja disaat teman-teman saya sedang cantik-cantiknya dan langsing-langsingnya jelas saya kelihatan seperti emak kingkong di antara mereka. Namun disisi lain saya punya kelebihan di bidang akademis hal ini membuat saya urung kehilangan “penggemar’
Seiring berjalan waktu, ketika saya sudah bekerja, mempunyai klien, bertemu banyak orang, mengenal banyak pribadi, saya mulai merasakan bahwa terjadi pembedaan perilaku bagi wanita yang di pandang cantik dan tidak cantik. Banyak kemudahan dan kelancaran yang lebih dahulu di berikan kepada wanita dengan penampilan lebih baik. Well jika anda tak setuju dengan pendapat saya ini…please buka mata lebar-lebar ke sekeliling anda. Pengertian cantik yang sebenarnya relative bagi setiap orang telah digiring sesuai dengan kebutuhan advertising. Rasanya seorang wanita oke banget kalau dia punya hidung yang mancung, kulit yang putih mulus, mata yang belo, rambut yang panjang dan lurus, tinggi semampai.
Anda harus mulai setuju.. coba perhatikan lagi dengan iklan lowongan kerja dimana salah satu syarat yang kini ikut tercantum adalah tinggi dan cantik bahkan dengan ‘goblog’ dan dangkalnya si pemasang iklan mencantumkan ‘look’ benar-benar deskriminatif bagi perempuan lain yang sebenarnya lebih qualified secara brain tapi sudah KO duluan di persyaratan fisik. Tak heran jika kemudian industri kecantikan menuai keuntungan besar-besaran. Mulai dari menjamurnya salon-salon sampai klinik kecantikan. Hari-hari ini anda mau kulit anda lebih putih bias..tinggal ambil paket suntik di dokter kecantikan kulit terdekat, atau mau memancungkan hidung ala Scarlett Johanson, gampang tinggal bikin appointment dengan dokter estetika, semua tehnologi memungkinkan memberikan apa yang menjadi keinginan kita termasuk rasanya jika anda mau menjadi seorang Barbie.
Singkat kata akhirnya saya pun menyerah saya mau tampil lebih baik baik lagi, saya pun ingin kelihatan glowing, apalagi ketika saya sudah mandiri rasanya sah-sah saja saya melakukan apapun semau saya, saya pun memulainya dengan meluruskan rambut saya yg super ikal, rajin melulur kulit (saya tak tertarik memutihkan karena saya suka dengan warna coklat kulit saya) diet mati-matian sampai berat saya hanya tersisa 42kg, wew..kemudian mngganti koleksi baju saya yang vintage abis..(lebih tepatnya jadul), upgrade segala tentang fashion yang saya miliki termasuk juga gadget, pokoknya sampai mampus saya memperbaiki penampilan saya, namun hasilnya nihil…NOL besar karena jika bercermin saya pun tak kunjung mendapati sosok Meina yang cantik.
Tidak ada yang salah ketika setiap wanita berlomba mempermak dirinya secara fisik, namun ternyata arti kecantikan sejati bukan di situ. Salah seorang terdakwa kasus penggelapan uang yang mempunyai suami siri actor muda pendatang baru, di awal karirnya wajahnya begitu apa adanya, seiring bertambahnya karier banyak perubahan fisik yang dia lakukan dari hidung bibir bahkan dadanya di permak, dia sendiri lupa apa sebenarnya yang membuat dirinya berhasil menjadi customer service di tempatnya bekerja yaitu pelayanannya, keramahtamahannya, ketulusannya dalam bekerja. Begitu juga dengan diri saya, dulu saya adalah seorang yang bermasalah dengan diri saya sendiri, sehingga saya tak peduli dengan dunia di luar saya.
Namun saya bersyukur bahwa sang waktu menyadarkan saya, hal ini membuat saya tahu bahwa pada hakikatnya kita hidup adalah untuk memanusiakan manusia lain, saya banyak membuka diri kepada lingkungan saya, saya merubah diri saya menjadi pribadi yang pemaaf, saya bahagia jika orang lain bahagia, lama rasanya saya disibukkan memperbaiki diri saya secara spirit sampai saya lupa dan meninggalkan semua perlengkapan kecantikan saya. Meina yang dulu secara spirit, perilaku ,tutur kata, berbeda dengan meina yang sekarang. Dulu saya pemurung, sekarang saya banyak tersenyum. Dulu saya introvert sekarang saya selalu ingin menularkan spirit yang saya punya kepada setiap orang yang saya jumpa. Dulu saya masa bodoh dengan skeliling saya, sekarang saya peduli. Dulu saya cuek, sekarang saya pendengar yang baik. Dengan pemulihan didiri saya yang seperti itu siapa yang tidak suka dengan saya.
Lalu apakah ini namanya kecantikan itu berasal dari dalam atau inner beauty??? Buat saya cantik tetap sesuatu yang dapat di lihat. Senyum yang tulus dari hati membuat siapa pun tampil lebih baik, saya kini hamper tidak pernah berdandan namun peoples who around me always says “kamu cantik!!!” Gubrag… aduh jadi malu hati.. padahal saya masih biasa-biasa saja, namun sikap sayalah yang membuat saya kelihatan cantik karena kini banyak orang yang nyaman berada dekat saya. Mulailah kecantikan anda hari ini dengan melakukan kebaikan disekitar anda, kiranya kulit mulus dan putih yang anda punya tak menghalangi anda untuk berjemur berpanas-panas melakukan aksi sosial, kuku anda yang baru selesai di manicure tidak membuat anda segan untuk membantu mengangkatkan belanjaan seorang nenek renta yang akan menyebrang jalan. Percayalah bukan hanya sekedar cantik, anda juga akan di kenal sebagai pribadi yang menyenangkan dan setelah itu pastinya anda akan di cintai… senang bukan menjadi seseorang yang cantik…lahir bathin..
baca lebih lengkap...