Everyday is Valentine for Meina....


Hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari tak lepas dari tradisi yang dibuat oleh pribadi-pribadi yang merayakannya. Ketika saya mengunjungi sejumlah pusat perbelanjaan pun euphorianya sangat terasa dimana hampir seluruh sudut menghias diri dengan pernak-pernik bersimbol hati dan ‘pink’ lagi (bulan ini saya dapat alergi, alergi pink, red) belum lagi berbagai boneka mulai dari bentuk hati sampai babi, pun dalam berbagai ukuran ikut ‘berpartisipasi’ dalam hajatan ini (tapi boneka favo saya koq gak ikutan nampang, red), belum lagi aneka mawar artificial seolah tidak mau ketinggalan dalam kemeriahan Februari ini. Dan tidak ketinggalan sejumlah even yang ditawarkan mulai dari candlelight dinner hingga tukar-menukar kado, dan ternyata demam Valentine ini tidak hanya melanda mereka yang masih muda namun juga oleh pasangan-pasangan senior yang ingin mengenang perjalanan kasih mereka.
Jujur nih…secara khusus saya belum pernah merayakan Valentine, kalau tahun ini saya sibuk nge-print kartu-kartu desain saya sendiri itu lebih karena saya memanfaatkan moment, sebagai pimpinan salah satu organisasi kepemudaan (gak ada maksud pamer, red) saya ingin mengingatkan rekan-rekan saya untuk lebih peduli lagi kepada sesama apalagi di jaman yang terasa lebih berat bagi sebagian orang, dan sangat mungkin orang-orang itu ada disekitar kita. Meski demikian saya selalu dapat berkat di tiap valentine karena saya pasti dapat kado dari orang-orang dekat saya yang merayakannya, mulai dari sekedar sms, kartu, coklat, boneka, bunga, parfum, jam, bermacam benda lainnya sebagai wujud perhatian dan saya pernah mendapat hadiah wow….cincin platina but itu dari ‘pap’ saya sendiri lho ya….
Buat saya “everyday is Valentine”, saya sungguh sangat beruntung karena saya ada di tengah orang-orang yang mengasihi saya dan selalu menyupport saya. Saya masih punya dua orang tua yang sehat (hal ini sangat saya syukuri, red) meski keadaan ekonomi mereka biasa-biasa tapi setidaknya mereka sangat mandiri sekali sampai menolak bantuan dari anak-anaknya. Saya juga punya dua orang adik laki-laki yang katanya rela mati untuk saya (ha..ha kesannya gombal ya, red) mereka bilang siap dikontak 24 jam untuk mengamankan saya, tetapi sayangnya mereka jauh terpisah dari saya, syukurnya teknologi menjaga mereka tetap erat dengan saya dan tiap hari saya menerima sms mesra dari mereka mulai dari sekedar ‘hai’ sampai mengingatkan agar jangan lupa makan, Cuma saya bertanya kenapa mereka gak pernah sms dan menanyakan apakah saya masih pegang duit atau gak (ha..ha..maunya, gitu lho!, red)
Saya juga punya lingkungan yang sangat baik dimana saya tinggal di kompleks yang sangat ramah dan saling mendukung satu dengan yang lainnya, jika kami berkumpul kami bisa tertawa bersama sampai lupa waktu, boleh percaya atau gak tapi kalau saya sampai gak kelihatan seharian mereka pasti bertanya-tanya kepada orang rumah. Anak-anak di lingkungan ini juga mengasihi saya, mungkin awalnya karena saya ini sangat menyukai anak-anak hingga selalu membuat kegiatan untuk mereka bahkan menyediakan waktu untuk bermain-main bersama mereka, mendekap mereka karena orangtua mereka yang rata-rata bekerja jadi mungkin mereka juga mencari sosok yang ‘ngemong’ dan saya merasakan kehangatan ketika berada ditengah-tengah mereka dan entah mengapa saya merasa dianggap sebagai ‘orang tua’ hingga betah memberikan petuah-petuah melalui dongeng yang saya kisahkan dan saya pun akhirnya mempunyai harapan atas mereka. Bukan hanya itu semua orang disini dari satpam kompleks sampai tukang tamannya pun baik banget sama saya….
Saya pun punya sahabat yang mau mendengarkan curhat saya, kapan saja dan apa pun, maksudnya dia mampu mendengarkan keluhan saya dari kebijakan politik yang bertentangan dengan sikap saya, isu-isu luar negeri sampai masalah pribadi saya. She so smart…dan meski dia seorang wanita pun saya menganggap bahwa dia adalah salah satu anugerah yang terbaik yang saya miliki karena apa yang biasa dia lakukan untuk saya mungkin tidak pernah bisa terganti oleh orang lain. Dia seorang wanita karier, boleh dibilang kalau Cuma sepasang kekasih, kalah deh! Karena sahabat saya ini ditengah-tengah kesibukannya tidak pernah mengeluarkan kata ‘tunggu, entar ya, dll’ justru saking baiknya itu sampai saya kadang gak enak sendiri untuk mengontaknya, kalau sudah begitu dia biasanya yang menghubungi saya sambil mencak-mencak..! jangan berpikir lebih ya karena kami masih pencinta kaum pria ha…ha..
Rasanya saya punya banyak orang-orang yang mengasihi saya mulai dari ibu penjual ketoprak sampai tukang bakso langganan saya bukannya apa saya bicara demikian karena saya sering terharu dibuat oleh perhatian mereka kepada saya, si ibu penjual ketoprak misalnya sering membuatkan kue-kue traditional kesukaan saya seperti gethuk, tiwul, lopis…meski hanya kue yang kalau pun beli harganya jauh dibawah donat J.CO yang menemani saya mengetik artikel ini, tapi nilainya buat saya sangat dalam….karena saya ini bukan siapa-siapanya ibu itu dan sebegitunya dia sampai membuatkan kue-kue untuk saya karena jujur ibu saya pun sudah tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut.
Dan jika saya menuju ke konter saya di salah satu mall, di emperan toko banyak orang buta berjualan makanan juga diantaranya ada pengemis yang menyandang cacat tunagrahita dan tunadaksa saya sudah lama melihatnya menjadi peminta-minta, saya punya kebiasaan jika saya melewati deretan mereka (setiap lewat saya beli dagangan mereka, red) saya selalu menggenggam erat tangan mereka nah ada hal ajaib terjadi hari ini tadi ketika saya memasukkan uang ke kaleng si pengemis dan ketika saya menggenggam tangannya dia bersuara : “hallo, mei!”, mungkin terdengar naïf tapi buat saya itu sesuatu yang ‘amazing’ dan sontak ada lelehan hangat dipelupuk mata saya, saya terharu sendiri, seandainya anda pun melihat bahwa sehari-hari orang ini tidak pernah mengeluarkan ekspresi.
Katanya wajah saya ini acapkali mengundang iba dari orang lain, saya sendiri tidak tahu dan tidak mau mengiyakan atas persepsi tersebut, yang saya tahu pasti jika kita mau memulai untuk mengasihi orang lain pasti sebaliknya kita pun akan dikasihi oleh orang lain dan percayalah jika hidup kita penuh dengan cinta hal itu akan membuat hidup menjadi jauh lebih baik, karena cinta itu tidak melulu terkait dengan asmara bukan?. Bagaimana dengan kehidupan pribadi saya sendiri…?saya sendiri tidak tahu tapi bukannya masih ada cinta-cinta yang lain yang akan memberi warna dalam hidup saya, tidak harus dari seorang kekasihkan untuk berbagi dunia yang indah ini. Teringat lagu “Glory of Love”….I’m a man who will fight for your honour….dst. Saya hanya mencari pria seperti itu saja, sederhana kan tapi ternyata maknanya kelewat dalam karena wanita manapun dimuka bumi ini pasti ingin diperjuangkan, bukan hanya hatinya, hidupnya yang lebih baik tapi juga kehormatannya dan sepertinya saya masih harus lebih banyak berdoa untuk itu. Meski demikian hal itu tidak akan mengurangi keceriaan hari-hari saya koq!
Dan di moment yang baik ini, saya ingin mengucapkan ‘met Valentine’ bagi anda yang merayakannya dan marilah kita tingkatkan kepedulian kita kepada sesama untuk kehidupan yang jauh lebih baik, dan banyak cinta dari saya untuk anda…muuuuach!!!
baca lebih lengkap...

Melihat makna dibalik perayaan Valentine


Dunia mengenal hari valentine sebagai saat untuk berbagi kasih sayang bahkan di Indonesia, sebagian masyarakat sudah bersiap menyambutnya dan mulai larut dalam tradisi perayaan ini. Tapi mungkin belum terlalu banyak yang mengetahui apa keistimewaan dan bagaimana sehingga tanggal 14 Februari disebut sebagai hari Valentine.
Menurut cerita, di jaman Romawi tanggal 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno, ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat juga menyebut Juno sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan atau festival Feast of Lupercalia. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama gadis ditulis diselembar kertas dan dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu, tak jarang banyak diantaranya yang jatuh cinta dan berakhir dipernikahan.
Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut para pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Ia yakin pria Romawi enggan berperang karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. St Valentine yang pada saat itu menjadi pendeta besar di Romawi menolak hal ini. Ia bersama St Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan pasangan yang sedang jatuh cinta. Tindakannya ini diketahui oleh sang kaisar yang segera memenjarakan dan menghukum mati St Valentine. Selama di penjara Valentine banyak mendapat bunga dan pesan dukungan yang dilemparkan oleh masyarakat melalui jendela penjara. Kepala penjara pun mengijinkan putrinya mengunjungi St Valentine karena gadis itu memberi dukungan atas apa yang diperjuangkan oleh St Valentine.
Di hari dia dipenggal, 14 Februari tahun 270 Masehi atau tepat di hari festival Lupercalia, St Valentine menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia di penjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.” Pesan itulah yang kemudian menjadi awal dari segala tetek bengek perayaan Valentine, kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Perlahan, semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan merebak pada masyarakat diseluruh dunia dibumbui dengan versi sentimental tentang makna valentine itu sendiri.
Terlepas dari cerita dibalik penetapan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang, yang jelas hanyalah sebagai momentum artinya bahwa tanggal 14 Februari merupakan waktu untuk menyadarkan kembali akan pentingnya kasih sayang tapi bukan berarti kasih sayang hanya ada pada tanggal ini saja, sama seperti halnya ketika kita merayakan hari ibu misalnya, bukan hanya pada tanggal 22 Desember saja kan kita menghargai ibu kita.
Jika terjadi banyak kontroversi tentang hari Valentine tentu hal itu perlu disikapi secara universal dengan meresapi makna didalamnya. Karena apa yang dilakukan St Valentine yang melegalkan pernikahan adalah tindakan universal yang bisa diterima oleh semua manusia tanpa membedakan asal usul, kelompok, golongan, maupun status sosial. Dan jika makna kasih sayang itu benar-benar dilaksanakan dalam pengertian luas, bukan sempit sebatas hubungan asmara tentu dampaknya sangat besar untuk mendorong harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi alangkah indahnya jika moment hari Valentine ini kita gunakan untuk lebih mengasah kepedulian kita terhadap sesama, mulailah dari hal-hal terkecil di sekitar kita, mari lebih lagi menebarkan kasih untuk kehidupan yang jauh lebih baik.
baca lebih lengkap...

Cinta bertepuk sebelah tangan......


Saya membayangkan hancurnya perasaan seseorang bila mengetahui ternyata perasaannya selama ini kepada orang yang dia cintai, dia idam-idamkan untuk menjadi pendampingnya ternyata bagai gayung tak bersambut, hiks…sedih banget rasanya hati menjadi hancur berkeping-keping, kadang malah bila keadaan dibiarkan berlarut-larut bisa sampai depresi lho….! Makanya banyak kan yang kena gangguan jiwa gara-gara patah hati. Saya sangat mengucap syukur karena jenis cinta yang seperti ini belum pernah saya alami (swear, red). Sedikit banyak saya bisa mengerti perasaan seperti ini karena beberapa teman dekat saya mengalaminya. Kecengan yang ditaksir dan didambakan siang malam malah asyik PDKT kepada cewek lain dan akhirnya kita cuma jadi secret admirer yang secara diam-diam memperhatikan pujaan hati kita itu dari kejauhan saja. Hal seperti itu masih mending lagi daripada kejadian yang menimpa teman saya, selama ini dia sudah jadian dengan seorang cowok ternyata cowoknya berkhianat dibelakangnya, dia merasa menemukan seorang yang lebih baik dan melupakan begitu saja cinta yang selama beberapa tahun terakhir dipupuk dengan teman saya itu, hal itu lebih diperparah lagi karena dengan entengnya cowoknya berkata:’kita gak jodoh aja!’, keji banget kan model cowok begitu, yah untung saja bukan Meina ceweknya karena kalau saya yang ketemu cowok seperti itu saya bisa saja melakukan aksi anarkis sebagai bentuk protes atas sikap kurang ajarnya itu.
Jika kita masuk dalam situasi seperti itu hal pertama yang mesti kita lakukan sebenarnya adalah mengucap syukur, sesungguhnya melarikan diri kepada Tuhan adalah penyelesaian tercepat dan solusi termudah untuk hal-hal yang kita anggap berat. Dan akan banyak pencerahan secara spirit yang kita dapat, bagaimana pun situasinya kita akan selalu damai berada di dekapannya. Jangan lari kepada dunia, bersyukur karena hal-hal kacangan seperti patah hati begini yang menimpa kita, bisa saja kalau urusan percintaan kita selancar sungai yang mengalir ada hal lain yang akan datang menghambat karier atau kesehatan kita misalnya, dan percaya bahwa hal seperti ini tak luput dari pengamatanNya, yakinlah bahwa Tuhan tengah merancangkan hal -hal indah dengan pribadi yang lebih indah juga.
Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah jangan pernah sekali pun menyalahkan diri sendiri atas apa yang menimpa kita. “gara-gara wajahku jelek (jangan sekali pun berpikiran seperti ini karena sama dengan menghujat penciptanya, red), gara-gara ortuku kere…gara-gara aku kerempeng, gara-gara fisikku banyak kekurangan, gara-gara aku cuma pegawai rendahan dan banyak gara-gara lainnya harus segera dibuang jauh-jauh dari pikiran kita. Ketika kita ditolak ataupun keberadaan kita disingkirkan dan digantikan itu bukan bearti kiamat, dunia belum berakhir… mentari masih akan bersinar cerah esok pagi jika kita hanya disepak oleh pacar kita. Kalau kekasih kita lebih memilih orang lain yang diangggapnya mungkin lebih dari kita, bisa karena lebih cantik, lebih seksi, lebih kaya, lebih pandai, lebih pengertian dan berbagai alasan kelebihan lainnya(ada gak ya karena kelebihan BB dipake buat alasan, red), itu berarti benar kalau kita gak cocok dan gak sepadan dengannya, masih ada orang lain diluaran sana yang bisa menghargai kita apa adanya dengan sepenuh hati dan kalau ternyata orangnya bukan dia berbesar hatilah…
Dia bukan yang terbaik, pikirkanlah hal ini dan camkan baik-baik bukan hanya di pikiran tapi juga di hati kita. Inilah yang seringkali menjadi alasan kenapa seseorang betah untuk berlama-lama patah hati karena selalu mengingat kebaikan ‘sang mantan’, selalu berpikiran bahwa tidak ada lagi orang lain yang sebaik dirinya sehingga ketika dia jalan dengan orang baru kita beranggapan bahwa sudah habis persediaan orang baik dimuka dunia ini, pun ketika kita didekatin orang yang baru kita selalu membandingkannya dengan orang lama ya jelas ‘ilfil’ terus ngabur deh orang itu, tiap orang punya kelebihan masing-masing dan kita mesti ingat itu. Pun masih ada hari esok dimana akan datang hari kita bertemu dengan seseorang yang terbaik yang sudah disiapkan Tuhan untuk menjalani hidup dengan kita, seandainya hari ini orangnya belum datang, be easy… nyantai aja kale…gak harus buru-buru punya gandengan kan?
Tetap bersemangat & lanjutkan hidup seperti tidak pernah terjadi apa-apa, koq gampang ya ngomong tapi yang menjalaninya itu lho..! acapkali bila kita dengar saran seperti itu kita pun berusaha membela diri dan membeberkan bahwa bukan perkara mudah patah hati tersebut, percayalah bahwa tidak semua orang akan menolak cinta kita, ingat jika kita belum berjumpa mr.right masih ada keluarga, sahabat, teman-teman kerja atau rekan-rekan di organisasi yang bisa diajak berbagi banyak hal, mereka pasti selalu membuka lebar-lebar tangannya untuk menerima kita banyak kali ketika kita merasa ditolak kita lupa bahwa masih banyak pribadi-pribadi lain yang mengasihi kita dan membuat kita nyaman serta hangat, jadi berhentilah meratapi nasib dan go..go…keep to fight!
baca lebih lengkap...

Cintai diri kita apa adanya


‘Aku mau mendampingi dirimu, aku mau cintai kekuranganmu, selalu bersedia bahagiakanmu apa pun terjadi……..” sumpah deh!! pertama mendengar lagu ini dinyanyikan oleh Once merinding bulu kuduk saya, salut banget buat penciptanya mba Dewiq koq bisa ya terpikir syair seindah itu, sepertinya dimuka dunia ini ada juga cowok yang tulusnya seperti malaikat ha..ha..ha..dan sampai saat ini saya selalu berharap ada seorang pangeran yang menghampiri saya dan menyampaikan isyarat seindah lagu tadi. Kalau kita renung-renungkan makna lagu tadi begitu dalam karena pada kenyataannya tidak mudah untuk menerima kekurangan orang lain apalagi sampai punya perasaan mencintai kekurangannya. Hal ini penting sekali untuk dicoba apalagi bila kita ingin hidup bahagia berdampingan dengan orang yang kita cintai.
Mungkin ini terdengar naïf, tetapi untuk bisa menerima kekurangan orang lain hal ini dimulai dengan menerima kekurangan diri kita sendiri. Selanjutnya pasti akan muncul pertanyaan begini: kalau kita bisa menerima kekurangan kita, apakah secara otomatis orang juga akan dengan senang hati menerima kita? Kalau ternyata ada pertanyaan sepeti itu muncul dari dalam hati anda berhati-hatilah jangan sampai kita terjebak dan pada akhirnya hanya menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain hingga kita pun terperangkap lama pada situasi seperti itu tanpa kita sadar kita telah menjadi orang lain.
Dari pengamatan saya banyak orang lebih khusus lagi kaum wanita yang terperangkap dalam keadaan seperti yang saya jelaskan diatas dan akhirnya membuat mereka kehilangan identitas diri yang sesungguhnya, bahkan parahnya hal ini sudah menjadi semacam penyakit sosial yang mewabah. Banyak diantara kita malah sudah terjangkit dengan berusaha tampil seperti sosok yang mereka pikir ingin di lihat dunia. Ingin terlihat lebih cantik, lebih menarik, lebih berpendidikan, lebih anggun, lebih fashionable, lebih…. lebih…dan lebih…lagi. Bagi saya pribadi tidak ada yang salah memang bila kita berusaha meraih hidup yang lebih baik sepanjang murni keinginan itu memang dari dalam diri kita dan bukan kepura-puraan yang akhirnya menyiksa diri kita sendiri. Untuk itu dalam usaha mencapai kebahagiaan berhentilah berpura-pura dan tampillah apa adanya dan inilah beberapa kemungkinan kepura-puraan yang sering anda dan saya jalani atau mungkin seluruhnya kita jalani.
Pura-pura sibuk, pasti banyak kali kita bertemu dengan orang yang selalu kelihatan sibuk bahkan kita pun seringkali mengalaminya sendiri. Sebenarnya ada beribu alasan yang membuat seseorang ingin kelihatan sibuk seperti, ia ingin orang lain menganggapnya hebat, penting atau ia malu bila orang lain tahu dia tidak punya kesibukan. Orang semacam ini mencari-cari kesibukan hanya untuk menunjukan pada lingkungannya bahwa saking sibuknya hingga dia mungkin tidak punya waktu bersosialisasi dengan lingkungannya (padahal mungkin yang ada lingkunganlah yang tidak mau kompromi dengannya). Atau juga pura-pura sibuk itu dipakai untuk menjauh dari melaksanakan tanggung jawab yang tidak mampu diembannya. Orang semacam ini sangat mudah dikenali dari sikapnya yang cenderung menghindar dari berbagai ajakan untuk bekerjasama, jangankan pertolongan untuk senang-senag pun belum tentu mengiyakan. Saya tidak juga melulu antipati dengan kepura-puraan seperti ini, saya kerap menggunakannya apabila diperlukan misalnya ketika saya menghindari ajakan dari para pria, daripada berbuat kasar makanya kepura-puraan seperti itu saya gunakan dan saya percaya kalau kita selalu ingin kelihatan sibuk, tetap kita akan berhenti karena kita lelah baik secara fisik lebih-lebih capek hati, pura-pura sibuk….capek deh!
Pura-pura pintar, apakah kita menonton film karena memang ingin menikmati kisahnya atau efek-efek visualnya yang menjadi fenomenal, mendengarkan musik untuk relaksasi dan karena suka jenis musiknya, membeli sejumlah buku karena memerlukan contentnya atau karena jaminan nama pengarangnya, bukan untuk dibahas secara ilmiah dan dalam diskusi yang berkepanjangan. Ketika pertama kali melakukan postingan diblog Meinasuperstory saya pernah juga menampilkan video dari YouTube video klipnya Josh Groban ‘You still you dan tidak disangka ada komentar masuk dari pembaca blog yang tak lain dan tak bukan adalah teman sekolah saya yang meragukan apa benar seorang meina bisa mengerti dengan musik Josh Groban yang kedengarannya klasik, oww agak panas juga waktu saya membaca komentar tersebut, meski berwajah ‘dangdut’ tapi saya benar-benar menyukai Groban dan bukan karena ingin dilihat keren oleh orang lain, koleksi kaset saya banyak diwarnai oleh musisi sejenis mulai dari David Foster, Andrea Boccelli, Celine Dion, sampai Anya dan mendengar musik mereka benar-benar sangat menyenangkan hati saya gak mungkinlah kalau saya hanya ikut-ikutan sampai repot hunting kasetnya. Dan jika anda juga membaca buku tertentu, menelan musik tertentu supaya kelihatan pintar dan dianggap bagian dari grup tertentu padahal dalam hati anda sulit mencerna apalagi menikmatinya, hal-hal yang seperti ini tidak akan bertahan lama, karena anda terpaksa menelannya dan menunjukkan pada dunia hanya untuk mendapat pengakuan bahwa I’m join the club. Ada sebuah rahasia lho….saya bodoh banget baca novel, jika saya selesai membaca bab 1, setelah di bab 2 saya merasa perlu membaca kembali bab sebelumnya dan terjadi berulang-ulang itu sebabnya novel yang saya baca dari dulu hanya tulisan seorang pengarang (baca profil saya, red) karena saya sudah paham dengan gaya bahasanya dan ketika banyak teman-teman keranjingan novel sampai ikut milisnya, yang diobrolkan pun novel terbaru dari yang tebalnya bisa buat bantal tidur sampai yang kelas ciklit, meski merasa tersingkir, tapi saya berbesar hati saja jika keberadaan saya gak dianggap, lha mereka nerocosinnya hal yang memang saya tidak tahu dan saya pun tidak interest disitu, tapi hal itu tidak membebani saya justru sangat meringankan karena saya tidak perlu menjadi orang lain.
Pura-pura jadi korban, kepura-puraan yang satu ini membuat orang yang melakukannya selalu merasa bahwa hidup sangat tidak adil baginya. Orang seperti ini selalu merasa tidak memiliki pilihan dalam hidup. Dan untuk itu selalu ada pihak yang harus bertanggung jawab atas penderitaan hidupnya. Bawaannya mengeluh terus bukan hanya di hal-hal besar sampai di hal sepele pun, contohnya:” Kalau saja saya diberi kesempatan pasti saya bisa jauh lebih unggul, kalau saja bos bisa lebih objektif tentu sekarang saya yang naik jabatan, kalau saja mantan saya gak ketemu cewek brengsek itu tentu sekarang kami masih berbahagia bersama,” lagi-lagi kalau, kalau, kalau dan itu terus….padahal faktanya kita sendirilah sang troublemaker dari setiap masalah yang datang menimpa kita. Saya mengingatkan jangan berharap hidup ini menjadi seindah sinetron dimana kebetulan-kebetulan sangat mudah terjadi, jangan pula kita berharap jadi orang lain dan dengan senang hati mempertontonkan penderitaan yang kita buat-buat sendiri untuk mencari simpati dari orang lain, berada di dekat orang seperti ini saja membuat kita lelah karena energi negatif yang disebarkannya apalagi harus menjadi orang seperti ini. Merasa menjadi korban boleh-boleh saja apalagi jika pada kenyataannya seperti itu tapi jika kita terus-terusan berpura-pura jadi korban, jangan-jangan memang sepantasnya kita dikorbankan. Percayalah bahwa tidak ada hidup yang sempurna bagi semua orang, bila kita beruntung disatu hal bisa jadi juga kita kurang beruntung dalam hal yang lain jadi biarlah orang pun melihat hidup kita apa adanya ketika kita sedang banyak berkat, sukses dalan hal apa pun, saksikanlah bahwa Tuhan memang bekerja dalam hidup kita, dalam keadaan seperti ini jangan takut orang datang meminta pertolongan kita sehingga kita mesti berpura-pura memiliki ketidakmampuan.
Pura-pura minta dukungan, dalam banyak hal kita terlalu pusing dengan apa yang akan dikatakan orang lain. Pandangan orang lain dianggap begitu pentingnya sehingga kita sanggup mengorbankan keinginan diri sendiri. Kita selalu butuh dukungan orang lain mulai hal-hal yang sepele sampai yang paling prinsip. Misalnya mulai dari pilih belanjaan, pilih tempat kost, sampai memilih pasangan hidup. Kita selalu menggunakan patokan dari orang lain untuk membuat keputusan. Sangat menyedihkan, meski orang yang kita mintai dukungan itu orang yang kita cintai sekalipun, biasanya kalau sudah begini sedikit komentar miring langsung membuat kepala kita mendidih. Bukan berarti pendapat orang lain tidak penting hanya sedapat mungkin tolong dibedakan antara haus pujian atau memang sepantasnya kita mendapat pujian karena kita memang layak mendapatkannya. Tanpa bermaksud lain tetapi seharusnya diri kita sendirilah yang menjadi fokus dalam melakukan segala sesuatu terutama dengan hal-hal yang erat dengan kepentingan pribadi. Dan dalam prakteknya sejauh ini saya terbiasa mengambil keputusan sendiri tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan pikiran dewasa saya dan dengan mengingat norma serta kelaziman yang berlaku dalam masyarakat & budaya kita. Perlu ada keseimbangan antara melakukan apa yang sesungguhnya kita inginkan dengan apa yang dianggap ‘pantas’ oleh lingkungan diluar diri sendiri. Kita tidak selamanya harus menyenangkan orang lain, dan jadilah seperti apa adanya diri kita, belajarlah untuk menjadi permata bagi diri kita sendiri.
baca lebih lengkap...

Tidak semua lelaki bajingan....


Terakhir kali saya ke toko buku Gramedia, saya menuju ke bagian buku-buku psikologi dan saya temui sejumlah judul buku ‘based on true story’, tentang pengalaman orang-orang yang bertahan dari masalah dan akhirnya dimenangkan atas pergumulannya itu, saya sempat membaca sebuah kisah tentang pelecehan seksual yang dialami oleh seorang gadis yang dilakukan oleh ayahnya sendiri dan dialaminya semenjak dia berusia anak-anak, dimana dunianya seharusnya indah dan penuh warna tapi justru menjadi buram, dinodai oleh orang yang semestinya menjadi pelindungnya. Gadis ini sampai melakukan beberapa kali usaha bunuh diri, selalu gagal sampai pada akhirnya dia melihat sepasang kekasih yang sedang berduaan dan melihat tatapan penuh cinta dari sang pria kepada kekasihnya, hanya dari hal kecil seperti itu dia langsung punya harapan bahwa dia pun kelak akan bertemu dengan pria yang akan menatapnya dengan penuh cinta seperti itu. Dia percaya bahwa tidak semua pria sama.
Sebenarnya saya kasihan juga melihat pria-pria disamaratakan, jadi satu yang berbuat seolah-olah semua pria dimuka bumi ini sama brengsek adanya, sampai para wanita ini lupa bahwa ayah, saudara, kakek, paman kita pun kaum pria. Kalau kita mau membuka mata lebar-lebar banyak lho pria baik disekitar kita, ternyata ada beberapa alasan yang sering membuat kita menghakimi kaum pria ini, dan dengan melihat sekilas kelakuan yang seperti ini langsung deh kita jadi ‘judge Bao’
Semua pria suka wanita cantik dan mudah tergoda, itu sih memang bawaan alami seperti halnya juga para wanita menyukai pria ganteng, meski standar cantik atau ganteng itu sangat relatif dan berbeda dimata setiap orang tapi secara umum kalau wanita cantik banyak didefinisikan sebagai seseorang yang putih, mancung, langsing layaknya bintang iklan atau bintang sinetron, so kadang meski seorang wanita sangat menawan tapi dirinya merasa tidak sama dengan gambaran bintang sinetron dia langsung minder sendiri. Nah kalau wanita melihat pria ganteng barangkali tidak ada perubahan yang menonjol dari bahasa tubuhnya, seringkali cukup dilihat saja, tapi tidak sebaliknya. Pria melihat wanita cantik biasanya (eit, ini biasanya lho, red) jelalatan…ngeliat pun sampai ekor mata ikut berputar (saya tidak tahu bahasa pastinya, red) ditambah senyum-senyum sendiri, kadang malah diikuti decakan apalagi kalau lagi jalan bareng dengan sesamanya plus komentar dan cekikikan, otomatis…hal seperti itu membuat tidak nyaman bagi mahluk indah yang diamatinya maka serta merta keluar kata merdu: ‘brengsek’,nah lho! Padahal banyak juga pria yang kalau ketemu wanita cantik lempeng-lempeng saja tuh! Yang tidak tergiur dengan godaan dan bisa mencintai kekasihnya yang biasa-biasa dengan cara yang luar biasa, buka mata dan lihatlah pria-pria seperti ini mungkin jauh lebih banyak disekitar kita. Belum lagi berita para seleb pria yang meski sudah memiliki istri nan cantik dirumah tapi tetap tergiur untuk berselingkuh dengan orang lain, entah itu rekannya sesame artis atau pun penggemarnya yang tergila-gila kepadanya, semakin susah mematahkan anggapan pria brengsek jangan pakai patokan itu deh….terlalu jauh soalnya.
Banyak pria suka mencari alternatif, melihat kekasihnya dekat atau akrab dengan pria lain bisa membuat kaum pria mencak-mencak padahal dibelakang sang wanita si cowok juga berhubungan dengan beberapa wanita sekaligus dengan berbagai alibi mulai dari mencari yang paling cocok, yang paling ngerti, yang paling jodoh dan untuk ke semuanya itu malu mengakuinya bahwa itu cuma alasan dia saja untuk mencari kesenangan yang lain. Contoh kongkrit adalah kalau kita menyaksikan tayangan ‘Playboy’ kabel di SCTV, kadang saya kasihan juga sih karena sekilas mereka seperti dijebak, tapi kan kalau mereka memang cukup setia dengan kekasihnya tentu hal-hal yang memalukan yang terjadi ditayangan tersebut tidak akan terjadi, kalau sudah begini biasanya si wanita hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Tapi ternyata banyak juga ditemui keadaan yang sebaliknya dimana si wanita lah yang menduakan sang pria, mencabik-cabik setelah itu meninggalkannya belum berhenti sampai disitu masih mau mengajak berteman saja lagi, nah hal-hal begini juga yang merugikan kaumnya sendiri karena sesudah itu biasanya sang pria akan trauma dan cenderung membalas apa yang dilakukan mantannya kepada wanita yang baru ditemuinya, makanya kalau boleh saya menyerukan kepada kaum saya janganlah memulai menyakiti pria disisi kita apalagi jika dia adalah pria baik-baik, jagalah perasaannya sebaik kita menjaga perasaan kita sendiri, karena model pria seperti ini adalah mahluk langka yang memang harus dilestarikan dari kepunahan.
Pria sangat suka memanfaatkan ‘momen’, percaya nggak percaya jika jika ada pria yang baik-baikin wanita itu biasanya karena ada maunya, jarang yang tulus karena pertemanan apalagi persahabatan platonik. Saya pernah mengalaminya ketika duduk dibangku kuliah saya sering dibantu oleh sahabat saya untuk mengerjakan tugas, meski tugas kami sama bejibunnya tapi herannya dia selalu sempat juga untuk mengerjakan tugas saya, dia selalu membawakan makan siang untuk saya, saya sering risih juga dan pernah menanyakan langsung kepadanya apakah semuanya ini dalam rangka merebut hati saya? Tetapi dia dengan tegas mengatakan dia tidak punya perasaan apa pun, persahabatan kami terus berlangsung, bahkan jika kiriman uang dari ibu saya terlambat dia sering menanggulanginya dulu, lucunya pernah pada hari valentine 10 tahun lalu dia membelikan saya hadiah ‘piyama mandi’ karena dia miris melihat kebiasaan saya yang ‘berkeliaran” di kost-kostan hanya berbalutkan handuk selesai mandi, dia sering takut handuknya melorot, aduh so sweet…tapi semua itu berubah ketika ada orang lain yang mendekati saya, bawaan sahabat saya ini uring-uringan melulu jika bersinggungan dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan orang tersebut, malah nggak segan-segan dia menceritakan kekurangan orang tersebut (secara masih satu kampus, red) dan akhirnya dia meledak sendiri dengan membuat pengakuan: “Mei kamu itu emang guoblog apa gak punya hati sih, semua yang aku lakuin selama ini karena aku sayang kamu..!!”, nah syok banget deh saya, jadi selama ini saya pikir semuanya tulus atas nama persahabatan ternyata ada udang dibalik ‘bakwan’ ya? Setelah kejadian itu sahabat saya yang menjauh sendiri mungkin karena malu ya…padahal sayanya sih biasa-biasa saja dan berusaha memaklumi. Tapi banyak juga koq pria yang tulus dan malah diperalat oleh kaum wanita, entah itu karena ketidaktahuannya, ketulusannya atau justru karena memang maksud hatinya belum tercapai dan percaya bahwa kegigihannya itu akan membuahkan hasil pada suatu hari nanti, makanya jika anda ada ditempat baru dimanapun itu jika memerlukan sebisa mungkin minta pertolongan dahulu kepada kaum wanita, patut memang kita waspada dari pada memberikan kesempatan hal-hal yang tidak baik menghampiri kita. Yah, tulisan ini hanya sebagian kecil dari banyak hal yang membuat pandangan miring kepada kaum pria tapi sekali lagi kalau saya diijinkan menegaskan bahwa seperti halnya wanita, tidak semua pria sama, masih banyak pria baik dimuka bumi ini.
baca lebih lengkap...

Cinta monyetnya meina.....


Rasanya tiap orang pasti punya memoar tentang yang satu ini, kalau ada yang bilang tidak…wah perlu ditanyakan tentang kejujuran terhadap diri sendiri, karena kisah seperti ini dibumbui dengan banyak warna. Ada yang indah untuk dikenang tapi juga tak sedikit yang berujung dengan kekecewaan dan hal itu diperparah dengan timbulnya rasa sakit hati. Kenapa dikatakan dengan cinta monyet mungkin karena dilakukan oleh manusia yang masih bermentalitas anak-anak yang dengan mudahnya berpindah-pindah hati seperti layaknya monyet yang melompat-lompat berpindah pohon.
Pertama kali saya naksir seorang cowok waktu kelas satu SMP dan orang yang ‘malang’ itu adalah IP…ha...ha..saya katakan malang karena si IP ini harus jadi bulan-bulanan saya. Yah..secara saya baru ‘beuger’ pokoknya hari-hari itu yang ada di otak saya memang cuma si IP ini, seingat saya waktu itu saya ngecengin dia abis-abisan pokoknya kayak lagu ‘ingat kamu’nya Dina Mariana(yang ngetop pas jaman saya, red), dimanapun saya berada saya selalu cari telepon umum untuk nelpon si IP, gak kenal waktu dan tempat dan hal itu diperparah dengan salam-salam yang saya titipin ke semua teman IP, awalnya si IP ini cool saja dan seperti tidak menanggapi segala perasaan saya kepadanya, dan ketika IP sudah mulai menaruh sikap justru saya merasa bosan dan sudah ada kecengan baru yaitu BS.
Dengan BS ini yang saya dapat sangat jelas sampai sekarang, yaitu saya melatih mental juara saya..ha..ha…karena BS so sweet n begitu banyak teman seangkatan saya yang ngecengin dia. Mungkin sebenarnya perasaan saya biasa-biasa saja tapi semangat dari ‘pertandingan’ memperebutkan BS itu yang memacu adrenalin saya dan nuansa berkompetisinya itu lho….benar-benar membangkitkan semangat juang seorang ‘Meina’ muda. Ada-ada saja ide-ide seru yang tercetus untuk membuat BS mau melirik ke arah saya dan membuat para kompetitor naik darah bahkan waktu itu sampai saya menghalalkan segala cara, sampai yang agak ‘keji’ sekalipun, bahkan ketika pun ada seorang teman yang meng’klaim bahwa dia adalah ceweknya BS usaha saya tidak berhenti sampai disitu, sumpah kalau saya ingat sekarang idiiih deh Meina malu-maluin buaanget! Dan benar ketika si BS dan ceweknya waktu itu N bubar, saya juga malas melakukan apapun untuk menarik perhatiannya bahkan pergi jauh-jauh sampai saya dibrengsek-brengsekin BS karena dia sudah terlanjur jatuh hati..so what?
Lepas dari itu saya naksir berat ke anak sekolah tetangga, di kota asal saya SMPN 1 & 2 letaknya memang bersebelahan, saya bersekolah di SMP 1, sekolah kami cuma terpisah oleh tembok, dan untuk melihat murid-murid di sekolah sebelah kami sering memanfaatkan bak air sebagai pijakan, kebetulan kelasnya waktu itu cuma dibalik bak air yang sering saya panjat itu, tak berhenti melihatnya setiap hari dari balik tembok tapi saya yang penasaran juga ‘hunting’ segala informasi tentang dirinya. Namanya AF, lain orang lain pesonanya dan AF juga punya dayatarik tersendiri yang berbeda dengan para ‘pendahulunya’. Saya cukup melihatnya saja sudah senang tanpa perlu melakukan apapun. Benar-benar deh dari mata turun ke hati…AF ini satu angkatan diatas saya, setelah SMU kami satu sekolah dan menjadi sahabat baik. Perasaan saya pada AF tidak pernah saya umbar leat bahasa tubuh ataupun bahasa verbal, semua saya rasakan sendiri, untuk saya curhat pun tidak, ga tahu kenapa tapi ternyata menyukai AF secara diam-diam saja sudah membuat saya merasa hangat dan nyaman jadi pikir saya buat apa saya harus berbuat lebih.
Inilah cinta monyet saya yang pasti paling di ingat terutama oleh orang lain, oleh teman-teman seangkatan, bahkan adik kelas, guru-guru saya, malah keluarga juga. Dan secara jujur juga sampai sekarang saya tidak mengingkari kebenaran cerita itu, karena memang hanya tinggal cerita yang tertoreh ketika saya ada di usia remaja. Ceritanya saya duduk di kelas 1 SMU saya tertarik dengan anak kelas sebelah. Its because he very smart!! Dimata saya sedari dulu cowok-cowok smart selalu mempunyai nilai lebih, dan pinternya si YA membuat saya naksir abis, tapi namanya juga cinta monyet ada satu hal yang YA katakan dan membuat hati saya waktu itu ‘kepenthok’ lalu pelan-pelan menjauh sendiri. Dan entah kenapa waktu itu saya tidak berani bilang saja apa sebenarnya yang menjadi ganjalan saya karena hal itu pasti mempengaruhi cara pandang YA kepada saya sampai sekarang. Hal itu menjadi berat bukan karena saya masih ada rasa tapi lebih karena YA ini teman satu angkatan saya, dan angkatan saya ini begitu kompaknya merncanakan banyak hal di masa depan dan saya ingin ketika saya berjumpa YA semuanya berlangsung wajar seperti halnya ketika bertemu teman yang lainnya tanpa ada perasaan canggung sama sekali. YA menjadi penutup dari kisah cinta monyet saya karena setelah itu saya lebih suka main kesana-kemari dengan teman-teman satu gank yang semuanya adalah perempuan.
Di tahun 2008 lalu sewaktu saya pulang kampung mengunjungi kota kelahiran saya, tanpa sengaja saya bertemu dengan IP, BS, AF dan kontak dengan YA via telepon, mereka berempat belum menikah, masih asyik melajang…mereka jauh lebih mempesona setelah menjadi pria dewasa tapi dalam kamus kehidupan yang saya jalani saya tidak mengenal istilah CLBK atau Cinta Lama Bersemi Kembali, meski setiap dari mereka pun memuji penampilan saya yang sekarang tapi saya yakin mereka pun sudah menemukan cinta yang sesungguhnya dalam hidup mereka, dan cinta monyet hanya jadi kisah yang akhirnya membuat saya bersyukur karena saya pun ‘pernah muda’ penuh dengan semangat, dan tersenyum bahwa satu fase telah sukses saya lewati dan saya mantap untuk melangkah dalam cinta ‘dewasa’ yang tengah saya jalani.
baca lebih lengkap...