Surat untuk ibuku........

Bu,
Sungguh aku tidak pernah menginginkan untuk bertemu dengan lelaki itu, aku juga tidak pernah bisa menebak jalan hidupku, apalagi meminta Tuhan menggariskan takdirku begini, juga tidak pernah kurencanakan menyakiti banyak hati, tidak pun kuingini untuk mencoreng kembali aib di wajahmu, apalagi menentangmu, sungguh tidak semua itu.
Tapi bu,
Ternyata lelaki itu membawa terang dijalanku, memberi rasa disetiap helaan nafasku, membangkitkan gelora ditiap aliran darahku, menabuhkan semangat ditiap dentuman jantungku, menyalakan kembali gairahku yang padam, menghangatkan hatiku yang beku, mengisi kekosongan di tiap ruang hatiku dan lebih dari itu dia membawa harapan baru, hingga aku pun enggan beranjak darinya, selama ini apapun perintahmu aku tidak bisa menolaknya tapi tidak untuk meninggalkannya, lelaki yang sangat kukasihi ini.
Bu,
Aku sedang jatuh cinta bukan? aku memang dibutakan oleh cinta tapi tidak oleh nafsuku seperti katamu,aku rela membayar harga lebih karena sekali saja aku ingin memperjuangkan sesuatu yang nyata-nyata sudah aku tunggu selama ini, sesuatu yang terasa begitu indah dan bisa memberi banyak warna di hidupku, aku hampa tanpanya bu! Jika ini yang namanya bahagia biarlah langkahku ini mengejarnya, jika yang kurasakan adalah dosa, tolonglah bu untuk ikut memanjatkan doa meminta ampunanNya, jika segala yang kulakukan adalah kesalahan besar biarlah kan kutanggung akibatnya dan jika jalan yang kutempuh ini adalah derita, restui aku bu supaya mampu melewati semua tantangan yang telah menanti di depanku.
Bu,
Meski airmata, darah, kesakitanku bahkan tarianku karena ayunan cemetimu belum bisa melunakkan karang di hatimu, aku tetap akan bertahan dan berjalan dalam keinginanku hidup bersamanya, jadi bu untuk sekali saja aku meminta, ijinkan aku menemui lelaki itu (kekasihku)………