percaya deh...! di PHK itu hal biasa.....

Di suatu pagi, di penghujung bulan November kemarin, saya dikejutkan dengan ‘misscall’ yang datangnya dari adik bungsu saya di Kalimantan, karena berada di kamar mandi jadi saya pun tidak serta merta bisa mengangkat ponsel saya tersebut, ketika saya menelpon balik, dia merejeknya namun mengirimkan pesan singkat: “ aku lagi gawat, perlu bantuan!”, sungguh yang terjadi saya pun ikut2an gawat, sebagai anak tertua dalam keluarga memang saya terbiasa menampung curahan hati adik2 saya, tapi kedekatan saya dengan si bungsu ditambah lagi sms singkatnya yang bernada misterius membuat saya sepanjang hari itu pun sibuk, mengontak balik dia tanpa beraktifitas lainnya, yang saya pikirkan tentu, hal2 buruk sedang menimpanya.
Penantian saya yang panjang berakhir setelah lepas ashar dia menelpon saya, puih….saya pikir kenapa toh, ternyata dia mengabarkan yang mana sebagai dampak dari krisis ekonomi global, perusahaan tempat dia bekerja dengan terpaksa melakukan perampingan karyawan dan dia pun terkena PHK, lega deh hati saya!
Saya meyakinkan kepadanya bahwa pada masa krisis seperti ini, PHK, terutama di sektor manufaktur menjadi
sesuatu yang biasa, bahkan saya membaca di surat khabar bahwa ribuan karyawan pabrik lainnya sedang menunggu untuk di PHK.
Getaran gelombang krisis itu akhirnya sampai juga menghantam Indonesia, bahkan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, masih teringat ketika Presiden kita menghimbau supaya kita tetap tenang ketika krisis mulai melanda, kalo begini nih…sepertinya rakyat udah gak bisa tenang lagi, mau tidak mau bagi masyarakat miskin hal ini membuat mereka lebih sengsara, karena persoalannya lebih dari yang bisa kita perkirakan. Dampak yang sudah kita rasakan bukan hanya menciutnya pasar ekspor, melambatnya ekonomi domestik, dan ambruknya nilai tukar tapi juga dengan PHK yang membayangi para pekerja.
Di industri garmen, banyak kontrak ekspor dibatalkan, sementara pasar domestik tidak bisa diandalkan karena menurunnya daya beli masyarakat disemua sektor, mungkin cuma perasaan saya aja kali, tapi mall koq sepi sementara tawaran diskon bertaburan, atau karena saya jalan sendiri ya?, gak tahu deh! Tapi saya rasa semuanya memang berkaitan. Akibatnya, tidak sedikit prusahaan yang gulung tikar pun jika bertahan dengan terpaksa harus memangkas produkdi dan merumahkan atau mengurangi karyawan.
Bangsa Indonesia dihadapkan pada kenyataan baru yang diakibatkan krisis dan resesi global, cepat atau lambat imbasnya akan memukul perekonomian domestik, termasuk sektor2 yang sebelumnya relative aman. Salah satu yang sudah kita rasakan adalah melambatnya ekonomi domestik, yang berdampak pada menurunnya kemampuan menciptakan lapangan kerja.
Selain menurunnya order ekspor, sektor perindustrian juga dihadapkan pada kenaikan harga bahan baku, kian sulitnya mendapat kredit perbankan, dan kenaikan komponen biaya produksi lain, kondisi sektor riillebih terjepit lagi dengan turunnya rupiah. Dan oleh sebab itu, kita semua berkepentinganmenjaga kesinambungan lapangan kerja, dan pada saat bersamaan menjaga tetap berdenyutnya sektor riil sebagai penyedia lapangan kerja, ini bisa dicapai bila semua pihak yang berkepentingan mau duduk bersama untuk menyelesaikan isu hubungan industrial, sebagai contoh, dalam kaitan upah minimum provinsi (UMP), saya dapat melihat maksud baik, SKB empat menteri karena dengan keadaan yang tidak bersahabat seperti sekarang ini yang mungkin dibutuhkan adalah fleksibilitas di pasar kerja, tapi bagi para pengusaha yang mampu juga harus jujur dan tidak menggunakan SKB sebagai dalih untuk tidak menaikkan hak karyawan yang daya belinya terus menurun karena inflasi. Dan begitu pula sebaliknya, para buruh pun harus menjaga kinerjanya dan mengedepankan kepentingan jangka panjang daripada hal-hal lain yang sifatnya politis semata.
Adik saya awalnya memilih bertahan di Kalimantan dengan alasan mau mencari kerja lagi, tapi saya menyuruhnya pulang, apalagi di surat kabar banyak lowongan, pun bila dia melamar dari sana, bisanya hanya akan dihargai sebagai SDM lokal, gak tahu kenapa, tapi memang biasanya seperti itu. Seminggu lalu dia sudah kembali ke ‘tanah air’ (pulau Jawa,red) dan saya senang akhirnya bisa berkumpul kembali seperti waktu kecil dulu.