
Hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari tak lepas dari tradisi yang dibuat oleh pribadi-pribadi yang merayakannya. Ketika saya mengunjungi sejumlah pusat perbelanjaan pun euphorianya sangat terasa dimana hampir seluruh sudut menghias diri dengan pernak-pernik bersimbol hati dan ‘pink’ lagi (bulan ini saya dapat alergi, alergi pink, red) belum lagi berbagai boneka mulai dari bentuk hati sampai babi, pun dalam berbagai ukuran ikut ‘berpartisipasi’ dalam hajatan ini (tapi boneka favo saya koq gak ikutan nampang, red), belum lagi aneka mawar artificial seolah tidak mau ketinggalan dalam kemeriahan Februari ini. Dan tidak ketinggalan sejumlah even yang ditawarkan mulai dari candlelight dinner hingga tukar-menukar kado, dan ternyata demam Valentine ini tidak hanya melanda mereka yang masih muda namun juga oleh pasangan-pasangan senior yang ingin mengenang perjalanan kasih mereka.
Jujur nih…secara khusus saya belum pernah merayakan Valentine, kalau tahun ini saya sibuk nge-print kartu-kartu desain saya sendiri itu lebih karena saya memanfaatkan moment, sebagai pimpinan salah satu organisasi kepemudaan (gak ada maksud pamer, red) saya ingin mengingatkan rekan-rekan saya untuk lebih peduli lagi kepada sesama apalagi di jaman yang terasa lebih berat bagi sebagian orang, dan sangat mungkin orang-orang itu ada disekitar kita. Meski demikian saya selalu dapat berkat di tiap valentine karena saya pasti dapat kado dari orang-orang dekat saya yang merayakannya, mulai dari sekedar sms, kartu, coklat, boneka, bunga, parfum, jam, bermacam benda lainnya sebagai wujud perhatian dan saya pernah mendapat hadiah wow….cincin platina but itu dari ‘pap’ saya sendiri lho ya….
Buat saya “everyday is Valentine”, saya sungguh sangat beruntung karena saya ada di tengah orang-orang yang mengasihi saya dan selalu menyupport saya. Saya masih punya dua orang tua yang sehat (hal ini sangat saya syukuri, red) meski keadaan ekonomi mereka biasa-biasa tapi setidaknya mereka sangat mandiri sekali sampai menolak bantuan dari anak-anaknya. Saya juga punya dua orang adik laki-laki yang katanya rela mati untuk saya (ha..ha kesannya gombal ya, red) mereka bilang siap dikontak 24 jam untuk mengamankan saya, tetapi sayangnya mereka jauh terpisah dari saya, syukurnya teknologi menjaga mereka tetap erat dengan saya dan tiap hari saya menerima sms mesra dari mereka mulai dari sekedar ‘hai’ sampai mengingatkan agar jangan lupa makan, Cuma saya bertanya kenapa mereka gak pernah sms dan menanyakan apakah saya masih pegang duit atau gak (ha..ha..maunya, gitu lho!, red)
Saya juga punya lingkungan yang sangat baik dimana saya tinggal di kompleks yang sangat ramah dan saling mendukung satu dengan yang lainnya, jika kami berkumpul kami bisa tertawa bersama sampai lupa waktu, boleh percaya atau gak tapi kalau saya sampai gak kelihatan seharian mereka pasti bertanya-tanya kepada orang rumah. Anak-anak di lingkungan ini juga mengasihi saya, mungkin awalnya karena saya ini sangat menyukai anak-anak hingga selalu membuat kegiatan untuk mereka bahkan menyediakan waktu untuk bermain-main bersama mereka, mendekap mereka karena orangtua mereka yang rata-rata bekerja jadi mungkin mereka juga mencari sosok yang ‘ngemong’ dan saya merasakan kehangatan ketika berada ditengah-tengah mereka dan entah mengapa saya merasa dianggap sebagai ‘orang tua’ hingga betah memberikan petuah-petuah melalui dongeng yang saya kisahkan dan saya pun akhirnya mempunyai harapan atas mereka. Bukan hanya itu semua orang disini dari satpam kompleks sampai tukang tamannya pun baik banget sama saya….
Saya pun punya sahabat yang mau mendengarkan curhat saya, kapan saja dan apa pun, maksudnya dia mampu mendengarkan keluhan saya dari kebijakan politik yang bertentangan dengan sikap saya, isu-isu luar negeri sampai masalah pribadi saya. She so smart…dan meski dia seorang wanita pun saya menganggap bahwa dia adalah salah satu anugerah yang terbaik yang saya miliki karena apa yang biasa dia lakukan untuk saya mungkin tidak pernah bisa terganti oleh orang lain. Dia seorang wanita karier, boleh dibilang kalau Cuma sepasang kekasih, kalah deh! Karena sahabat saya ini ditengah-tengah kesibukannya tidak pernah mengeluarkan kata ‘tunggu, entar ya, dll’ justru saking baiknya itu sampai saya kadang gak enak sendiri untuk mengontaknya, kalau sudah begitu dia biasanya yang menghubungi saya sambil mencak-mencak..! jangan berpikir lebih ya karena kami masih pencinta kaum pria ha…ha..
Rasanya saya punya banyak orang-orang yang mengasihi saya mulai dari ibu penjual ketoprak sampai tukang bakso langganan saya bukannya apa saya bicara demikian karena saya sering terharu dibuat oleh perhatian mereka kepada saya, si ibu penjual ketoprak misalnya sering membuatkan kue-kue traditional kesukaan saya seperti gethuk, tiwul, lopis…meski hanya kue yang kalau pun beli harganya jauh dibawah donat J.CO yang menemani saya mengetik artikel ini, tapi nilainya buat saya sangat dalam….karena saya ini bukan siapa-siapanya ibu itu dan sebegitunya dia sampai membuatkan kue-kue untuk saya karena jujur ibu saya pun sudah tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut.
Dan jika saya menuju ke konter saya di salah satu mall, di emperan toko banyak orang buta berjualan makanan juga diantaranya ada pengemis yang menyandang cacat tunagrahita dan tunadaksa saya sudah lama melihatnya menjadi peminta-minta, saya punya kebiasaan jika saya melewati deretan mereka (setiap lewat saya beli dagangan mereka, red) saya selalu menggenggam erat tangan mereka nah ada hal ajaib terjadi hari ini tadi ketika saya memasukkan uang ke kaleng si pengemis dan ketika saya menggenggam tangannya dia bersuara : “hallo, mei!”, mungkin terdengar naïf tapi buat saya itu sesuatu yang ‘amazing’ dan sontak ada lelehan hangat dipelupuk mata saya, saya terharu sendiri, seandainya anda pun melihat bahwa sehari-hari orang ini tidak pernah mengeluarkan ekspresi.
Katanya wajah saya ini acapkali mengundang iba dari orang lain, saya sendiri tidak tahu dan tidak mau mengiyakan atas persepsi tersebut, yang saya tahu pasti jika kita mau memulai untuk mengasihi orang lain pasti sebaliknya kita pun akan dikasihi oleh orang lain dan percayalah jika hidup kita penuh dengan cinta hal itu akan membuat hidup menjadi jauh lebih baik, karena cinta itu tidak melulu terkait dengan asmara bukan?. Bagaimana dengan kehidupan pribadi saya sendiri…?saya sendiri tidak tahu tapi bukannya masih ada cinta-cinta yang lain yang akan memberi warna dalam hidup saya, tidak harus dari seorang kekasihkan untuk berbagi dunia yang indah ini. Teringat lagu “Glory of Love”….I’m a man who will fight for your honour….dst. Saya hanya mencari pria seperti itu saja, sederhana kan tapi ternyata maknanya kelewat dalam karena wanita manapun dimuka bumi ini pasti ingin diperjuangkan, bukan hanya hatinya, hidupnya yang lebih baik tapi juga kehormatannya dan sepertinya saya masih harus lebih banyak berdoa untuk itu. Meski demikian hal itu tidak akan mengurangi keceriaan hari-hari saya koq!
Dan di moment yang baik ini, saya ingin mengucapkan ‘met Valentine’ bagi anda yang merayakannya dan marilah kita tingkatkan kepedulian kita kepada sesama untuk kehidupan yang jauh lebih baik, dan banyak cinta dari saya untuk anda…muuuuach!!! baca lebih lengkap...