BUKAN MISKIN TAPI MALAS SIH…….

Hari2 ini saya meras lebih miris mendengar berita kriminal di tv hampir seluruh station tv memiliki program seperti ini dgn berita baru setiap hari itu berarti tiap hari ada kejahatan dan korban baru, hi…berdiri deh bulu kuduk saya memikirkan semuanya itu, itulah salah satu alas an mengapa tiap hari saya buka dgn doa supaya tidak ada hal buruk terjadi pd saya apalagi saya tinggal sendiri di Jakarta ini.
Siang ini jg saya menyaksikan berita2 kriminal yg tiada habis2nya mulai dari penggelapan, perampokan,penipuan,penjambretan,pengedaran narkoba dan bermacam berita kriminal lainnya. Hari ini diberitakan bahwa seorang ibu di Bogor di laporkan oleh tetangganya bahwa ia mengelabui mereka dgn dalih bisa menyediakan paket sembako berharga murah tak urung ibu2 ini pun memesannya dgn menyetor uang panjar pun hingga beratus juta rupiah.
Juga seorang ibu{lagi…?}di Jakarta yg melarikan uang arisan & tabungan kelompoknya hingga berbunyi M, aduh banyak ya…? Lalu seorang karyawati bank swasta yg tasnya dirogoh oleh seorang pencopet{kayaknya kurang hati2 nih}, padahal katanya org yg di dekatnya itu parlente{jgn liat luarnya aja jeng….!}untung saja hanya sejumlah kecil uang yg hilang sementara ATM beserta kartu2 penting lainnya masih utuh krn tersimpan di dompet yg lain.
Seorang pembantu di daerah bekasi jd korban penganiayaan karena memergoki perampok yg akan menjarah rumah majikannya akibatnya skrg dia tergolek lemah di rumah sakit dgn jahitan menghiasi kepalanya.
Cerita lain yg kerap menjadi headline sejumlah berita adalah tentang pemalsuan ijasah mulai dari Calon gubernur yg sudah terpilih sampai para Caleg yg skrg masih dlm taraf mempromosikan diri dan partainya. Yg ini betul2 berabe…..karena yg melakukannya org2 yg menyiapkan diri untuk mnjadi pemimpin bangsa ini, blum apa2 aja udah nipu…….!
Smua hal di atas terjadi hanya karena satu alasan yaitu ‘malas’ karena malas bekerja, malas berpikir, malas berusaha sehingga dgn mudahnya mereka memilih jalan pintas. Jadi bukan karena miskin!! karena masih banyak org miskin hidup dgn terhormat mereka tetap gigih berjuang demi sesuap nasi dari pada meminta2, lalu org2 yg membeli ijasah instant bisa dikatakan miskin mereka?tentu saja tidak! Saya pun pernah mendapat tawaran gelar aspal spt itu, saya tidak tanggapi, selain karena bertentangan dgn hati nurani, profesi saya sebagai seorg interpreneur lebih membutuhkan kerja keras drpd gelar yg hanya menjadi pemanis di kartu nama, meski akhirnya saya mengambil keputusan untuk melengkapi diri dgn gelar, itu lebih karena saya suka disiplin ilmunya.
Banyak yg tersesat jalan dgn memilih menipu, merampok, bahkan dgn intelektualitas mereka mencuri dgn cara korupsi. Sebetulnya kasihan mereka, karena sudah tidak memiliki kepedulian apakah itu merugikan orang lain, apakah itu dosa, apalagi mereka tidak sadar bahwa itu menyusahkan diri mereka sendiri karena bisa menyebabkan mereka tertangkap polisi & mndapat proses hukum, mereka hanya berpikir yg penting saya punya uang, yg penting saya nyaman, yg penting masalah saya selesai saat ini, esok siapa tau..?
Berbeda dgn rangkaian kisah di atas pagi ini sepulang saya control dari rumah sakit, di halte saya melihat seorang tukang koran, dgn fisik yg tidak sempurna{terlahir cacat}, saya tidak sampai hati utk menuliskan seperti apa tubuhnya, tapi dia begitu tekunnya menjajakan koran dr pagi hingga petang demi sesuap nasi, demi biaya hidupnya, dia memilih hidup yg keras {pun klo dia meminta2,saya yakin banyak yg iba} demi rasa hormat dari dalam dirinya sendiri, luar biasa saya jadi malu, melihatnya saya sadar saya ini kurang bersyukur dgn segala kemudahan yg saya punya, klo org cacat pun punya semangat yg tinggi dan tidak mau di kalahkan oleh hidup apalagi kita yg normal,sehat bahkan makan sekolahan seharusnya punya daya dan semangat juang yg lebih lg bukan?
Percayalah keuletan, kerja keras, tidak gengsi2an, dan kejujuran pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan bagi kita, buat semua hal pasti ada jalannya.