Hillary....ke Indonesia

Rasanya baru kali ini seorang pejabat asal AS datang berkunjung dan mendapat sambutan layaknya seorang bintang. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Rodham Clinton akhirnya menapakkan kaki di Indonesia pada Rabu, 18 Februari 2009 kemarin. Seperti biasa dari pihak kepolisian tetap memperketat keamanan di 30 titik dan efeknya hanya menyebabkan kemacetan. Dalam konferensi persnya Hillary mengatakan bahwa AS dibawah kepemimpinan Presiden Obama berkomitmen akan mengurangi budaya diplomasi yang ‘mendikte’ Negara lain. Menurutnya, AS berencana menerapkan smart power dalam mengkampanyekan demokrasi bagi dunia Islam. AS, pun sepakat dengan sikap Indonesia yang mensinergikan antara Islam dan demokrasi, dan kini tambah Hillary, Amerika mendukung penuh agar demokrasi dan Islam dapat berjalan beriringan. Hillary juga memuji kemajuan Indonesia dalam 10 tahun terakhir, khususnya dalam menangani isu teroris dan separatisme. Hillary juga mengatakan bahwa Indonesia juga telah membangun institusi yang kuat dan terus berkembang, serta Indonesia akan jadi patner potensial untuk mengajukan berbagai proposal perdamaian.
Keesokan harinya, Hillary meninjau proyek MCK plus-plus bantuan Amerika melalui USAID senilai RP.360 juta di kawasan pemukiman padat Petojo Utara, Jakarta Pusat. Warga mengelu-elukan Hillary bahkan beberapa warga menyempatkan diri untuk menyediakan pisang dan tempe goreng. Terkesan sambutan untuk Hillary benar-benar tulus mungkin ini juga bawaan dari jiwa ‘ibu negara’nya bahkan ia sempat mengelus-elus perut seorang warga yang sedang hamil meski Hillary tidak sempat mencicipi menu yang dipersiapkan warga tersebut. Tak hanya menu, anak-anak sekolah pun menyambut dengan melambaikan bendera AS ukuran kecil sampai menaburkan bendera AS dengan bunga-bunga.
Dari dunia hiburan Hillary menyempatkan diri untuk hadir di acara live music ‘Dahsyat’ yang dipandu oleh Luna Maya dan Olga Syahputra yang pagi itu didampingi oleh presenter News Isyana Bagus Oka, dengan bintang tamu Melly Goeslaw dan Agnes Monica, orang sekaliber Hillary ternyata bisa mengimbangi gaya cengengesannya Olga, sehingga tak urung hal ini menambah daya magis yang dipancarkan Hillary(tuh Hillary orangnya gak jaim, red). Mungkin kemeriahan sambutan terhadap Hillary ini merupakan sambutan paling meriah terhadap pejabat AS yang pernah berkunjung ke Indonesia. Saya percaya hal ini sangat dipengaruhi oleh popularitasnya yang pernah menjadi Ibu Negara AS, menanjak ketika bertarung menghadapi Presiden Obama di penyisihan kandidat calon Presiden dari Partai Demokrat atau pun dari pembawaan Hillary yang cantik, cerdas, diplomatis, murah senyum dan sebagainya dan sangat mungkin lagi karena dia adalah menterinya Presiden Barack Obama.
Ikatan emosional Indonesia terhadap Obama yang pernah melalui masa kecilnya di Indonesia, tidak bisa dipungkiri membuat sedikit banyak citra AS di mata Indonesia berubah. AS yang selama ini selalu dianggap buruk di mata sebagian masyarakat Indonesia kini berubah menawarkan secercah harapan. Ada harapan sikap politik Obama terhadap Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh kedekatan emosional itu. Seperti pernah diungkapkan oleh Presiden SBY, rakyat Indonesia sangat merindukan kedatangan Obama, ungkapan senada pun sering kita dengar dari berbagai kalangan, padahal ungkapan demikian belum pernah terluncur kepada pendahulu-pendahulunya, kedatangan Presiden AS biasanya selalu diwarnai dengan pro & kontra. Jika kita melihat lebih dalam, undangan dan kerinduan Indonesia dikunjungi oleh Obama bukan semata-mata urusan dapur politik tapi juga bentuk lain dari jati diri bangsa ini yang masih sangat familiar. Adat ketimuran yang berlaku dan masih kental di Indonesia mempengaruhi penilaian terhadap seseorang, bahkan terhadap AS yang selama ini kebijakannya paling sering di demo di Indonesia, tentu hal ini erat kaitannya dengan harapan bahwa Obama bisa membawa perubahan besar yang lebih baik untuk dunia dan terlebih Indonesianya pada khususnya.
Kembali kepada Hillary, seremonial penyambutan yang luar biasa kepada Hillary sebenarnya menunjukan bahwa bangsa ini sedang merindukan sosok yang bisa memberikan semangat dan kekaguman sepertinya. Telah kita ketahui bersama ketika suaminya Bill Clinton menjabat Presiden AS, pernah tersandung kasus pelecehan seksual kepada pegawai magang istana kepresidenan Monica Leuwinski, dalam gonjang-ganjing seperti itu terlihat sekali jiwa besarnya karena dia tetap tegar mendampingi suaminya sampai semuanya selesai. Dalam hal ini saya jadi teringat kepada kepada ibu Sharmila, istri dari anggota DPR Yahya Zaini yang rekaman videonya bersama Maria Eva beredar luas, saya juga salut kepada ketegarannya untuk tetap mendampingi suaminya dan sekuat tenaga berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Lebih dari itu kedua wanita ini melakukan hal yang luar biasa dimata saya yaitu ‘memaafkan’ suami mereka dan lebih melihat melihat ke depan, hal-hal seperti ini yang menunjukkan bahwa kecerdasan dan pola pikir yang mereka miliki memang jauh diatas, mereka berdua menjadi istimewa karenanya. Tidak seperti baru-baru ini istri (lagi-lagi, red) anggota DPR yang berkoar-koar di infotainment dan mengatakan bahwa suaminya telah menikah siri dengan artis imut kesayangan saya, bahkan dengan serta merta dia akan melaporkan sendiri suaminya ke Dewan Kehormatan DPR, (aduh bu lebih baik sedia dulu obat darting, red) sorry ya, sebagai perempuan Jawa saya gak pernah bisa mengerti model perempuan yang berani buka aib sendiri, kenapa melulu orang lain yang salah…coba si ibunya juga introspeksi kenapa sampai bias kejadian model begini, dan cek-cek dulu kebenaran beritanya. Setelah itu nama Hillary di kancah perpolitikan kian popular dimulai ketika dia bertarung untuk memperebutkan kursi senator.
Dan puncaknya adalah ketika dia bertarung menjadi rival Obama di pemilihan Presiden pendaluluan. Bukan hal yang mudah tentunya bagi Hillary dan timnya apalagi dalam bulan-bulan kampanye yang mereka lalui popularitas Obama kian menanjak, saya melihat spriritnya tetap menyala-nyala meski jelas-jelas dia sudah ‘dibawah angin’ tapi dia selalu punya harapan dan tidak serta merta menyerah bahkan di hari-hari akhir kampanyenya pun dia tetap berjanji untuk melakukan yang terbaik bagi negaranya. Bukan sekedar mengakui kekalahannya dari kandidat Presiden Obama pada waktu itu tapi Hillary sangat berjiwa besar, dengan mau juga berkoalisi dengan mantan rivalnya dan menerima jabatan sebagai Menteri Luar Negeri AS, benar-benar wonder woman. Teringat pada proses pemilihan Gubernur di Jawa Timur dimana sampai terjadi beberapa kali pengulangan dimana salah satu calon yang kalah tidak bisa menerima hasil penghitungan suara, apalagi sampai bekerjasama lha mengakui kekalahan aja gak bisa apalagi sampai menjadi bagian kepemimpinan rival politiknya itu. Hal ini hendaknya dijadikan teladan bagi wanita Indonesia yang sekarang sedang berebut jalan menuju tampuk kepemimpinan baik di pemerintahan atau pun legislatif. Satu hal yang saya dapat dari Hillary adalah bahwa politik ternyata tidak melulu soal kekuasaan tapi lebih dari itu, politik juga adalah hal yang lebih penting lagi tentang seberapa banyak yang bisa kita pikirkan, kerjakan dan berikan untuk Negara kita.
Sosok yang bisa mendatangkan kekaguman sekarang ini jujur sangat sulit ditunjukkan oleh tokoh-tokoh di Indonesia, mungkin itu sebabnya para artis laris untuk didapuk menjadi Caleg oleh sejumlah partai. Jika ada penyambutan meriah, paling-paling yang menyambutnya adalah simpatisan orang atau partai tersebut dan tidak oleh masyarakat luas. Mengapa? Karena tokoh-tokoh nasional saat ini sulit membangun karisma dan memberikan pengaruh luas. Menjelang Pemilu 2009 hal ini tentu sangat mengkhawatirkan pada pemilihan legislatif sepertinya rentan dengan berbagai konflik terutama setelah MK mengeluarkan bahwa caleg dengan suara terbanyaklah yang berhak duduk di legislatif. Sedang pada pemilihan Presiden pun nada-nadanya saya sudah bisa membaca siapa yang akhirnya menjabat kembali kepemimpinan di negeri ini, dan mau tidak mau dengan berbagai alasan kita harus bisa menerima apa yang terjadi pada hasil pemilu nanti, terutama bagi mereka yang tidak puas dengan kinerja pemerintah sekarang meskipun demikian sebagai warga Negara kita tetap bisa berharap meskipun dipimpin orang yang sama semua akan menjadi jauh lebih baik, apalagi selama ini semua ini berlangsung dengan baik, dan satu yang pasti setiap harapan membawa angin perubahan karena pengharapan tidak pernah mengecewakan. Tentu kita tidak bisa membandingkan figur calon pemimpin kita dengan Obama yang bisa membangun popularitasnya dalam waktu singkat, Obama sangat berkharisma dengan kekayaan latar belakang kehidupan, memiliki konsep kepemimpinan yang jelas, keberanian mengubah paradigma, mendapat dukungan lawan politiknya dan sebagian besar rakyat AS.
Jadi saya berharap suatu hari akan muncul seorang ‘Hillary’ di Indonesia, membayangkan saya menjadi orang itu, kemana-mana dikawal vorijrider, dielu-elukan banyak orang, mengambil sejumlah kebijakan, menjadi ujung tombak diplomasi bagi negara ini, ehm….saya pikir terlalu jauh ya..meski mimpi gratis tapi saya gak berani mimpi setinggi itu, but who knows….!! Kayaknya saya mending jadi ‘ibu negara’ saja..ha…ha..just kidding!! Maksudnya mending jadi ibu negara di rumah sendiri githu lho….jangan berpikiran lebih ah..! dan tetap menulis berbagai hal yang saya suka untuk anda.